Model
Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)
dikembangkan oleh Robert Slavin dan rekan-rekannya di Johns Hopkins University
dan merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Selain itu,
dapat digunakan untuk memberikan pemahaman konsep materi yang sulit kepada
siswa dimana materi tersebut telah dipersiapkan oleh guru melalui lembar
kegiatan siswa atau perangkat pembelajaran yang lain.
Pembelajaran
kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran
kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota
tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen.
Slavin
(dalam Trianto, 2009 : 68) menyatakan bahwa:
Pada STAD siswa yang ditempatkan dalam belajar
beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis
kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam
tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran
tersebut. Kemudian seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada
saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu.”
Setiap anggota kelompok harus memberikan
skor yang terbaik kepada kelompoknya dengan menunjukkan peningkatan penampilan
dibanding dengan sebelumnya atau dengan mencapai nilai sempurna. Kelompok yang
tanpa memiliki anggota-anggota yang meningkat nilainya dan menghasilnya skor
yang sempurna tidak akan menang atau mendapatkan penghargaan.
Slavin (1995:71) mengemukakan bahwa ”STAD
terdiri dari 5 komponen utama yaitu penyajian kelas (class presentation), kelompok (team),
tes (quizess), skor peningkatan
individual (individual improvement
scores), pengakuan kelompok (team
recognition)”.
Langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam matematika adalah sebagai berikut:
Langkah 1: Penyajian informasi/Materi Pelajaran
Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai
kompetensi dasar yang akan dicapai, dapat digunakan berbagai pilihan dalam
menyampaikan materi, namun paling sering menggunakan metode pengajaran
langsung.
Langkah 2: Pengelompokan Siswa dalam Kelompok Belajar
Guru mempersiapkan siswa dalam beberapa
kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota dengan anggota kelompok
mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda (cepat, sedang, lambat) sehingga
setiap kelompok terdiri dari siswa dengan tingkat kemampuan seimbang. Jika
mungkin anggota kelompok berasal dari budaya, suku yang berbeda serta
kesetaraan jender.
Langkah 3: Kegiatan kelompok
Guru memberikan soal-soal dalam bentuk LKS
kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah diberikan, kelompok
mendiskusikan bersama-sama serta membahas soal-soal yang diberikan guru. Tujuan
utamanya adalah memastikan bahwa setiap anggota kelompok dapat menguasai materi
pembelajaran. Bahan LKS untuk kelompok dipersiapkan oleh guru agar kompetensi
dasar yang diharapkan akan tercapai. Kemudian guru menyuruh beberapa perwakilan
kelompok untuk mempersentasikan hasil kerja kelompoknya, dan kelompok yang lain
memberi tanggapan terhadap kelompok penyaji.
Langkah 4: Evaluasi
Untuk mengevaluasi hasil belajar
siswa diberikan tes atau kuis secara individual, masing-masing mengerjakan tes
tanpa boleh saling membantu diantara anggota kelompok.
Langkah 5: Penghargaan kelompok
Guru memberi penghargaan pada
kelompok yang memiliki nilai yang baik berdasarkan perolehan nilai peringkat
atas hasil belajar individual dari nilai awal ke nilai akhir berikutnya.
Dalam tabel berikut diilustrasikan langkah-langkah
pembelajaran menggunakan model NHT:
2.1.8.1.
Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Model pembelajaran kooperatif tipe
STAD memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut.
Kelebihan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
a. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk
bekerja sama dengan siswa lain.
b. Meningkatkan motivasi, harga diri dan
sikap positif
c. Siswa mempuyai lebih banyak kesempatan
untuk menghargai perbedaan
d. Hasil-hasil diskusi mudah dipahami dan
dilaksanakan karena para siswa ikut aktif
Kelemahan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD:
a. Waktu yang dibutuhkan lebih banyak
b. Setiap pembagian kelompok biasanya siswa
ribut jika tidak dikondisikan dengan baik
Siswa yang pandai dapat mendominasi kelompoknya
No comments:
Post a Comment