Pages

Wednesday, December 30, 2015

Kesulitan Belajar Matematika


Abdurrahman (1999 : 9) mengemukakan bahwa pada umumnya guru memandang bahwa siswa yang memiliki kesulitan belajar adalah siswa yang memperoleh prestasi belajar rendah. Kenyataan siswa mengalami kesulitan belajar masih dijumpai dalam proses belajar mengajar. Hal inilah yang harus segera ditangani dan dipecahkan. Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dalam proses belajar mengajar yang ditandai dengan hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan.
Kesulitan belajar siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal seperti: fisiologi, faktor sosial, faktor pedagogik. Faktor internal (dari dalam diri siswa) dapat disebabkan oleh faktor biologis maupun psikologis.
Faktor fisiologis yang dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa antara lain gangguan penglihatan pada siswa yang mengalaminya, demikian pula dengan gangguan pendengaran, gangguan neurologis (sistem syaraf). Sistem koordinasi sistem syaraf yang terganggu merupakan kendala dalam siswa belajar.
Faktor sosial dapat dilihat dari hubungan orang tua dengan anak, dan tingkat kepedulian orang tua tentang masalah belajarnya di sekolah. Ini merupakan faktor yang dapat memberikan kemudahan (misalnya memberikan kasih sayang, pengertian, dan perhatian atau kepedulian dengan “menyertai” anaknya belajar, dan tersedianya tempat belajar yang kondusif), atau sebaliknya menjadi faktor kendala bahkan penambah kesulitan belajar siswa.
Di antara penyebab kesulitan belajar siswa yang sering dijumpai adalah faktor kurang tepatnya guru mengelola pembelajaran dan menerapkan metode. Misalnya guru masih kurang memperhatikan kemampuan awal yang dimiliki siswa, guru langsung masuk ke materi baru. Ketika terbentur kesulitan siswa dalam pemahaman, guru mengulang pengetahuan dasar yang diperlukan. Kemudian melanjutkan lagi materi baru yang pembelajarannya terpenggal. Jika ini berlangsung dan bahkan tidak hanya sekali dalam suatu tatap muka, maka akan muncul kesulitan umum yaitu kebingungan karena tidak terstrukturnya bahan ajar yang mendukung tercapainya suatu kompetensi. Ketika menerangkan bagian-bagian bahan ajar yang menunjang tercapainya suatu kompetensi bisa saja sudah jelas, namun jika secara keseluruhan tidak dikemas dalam suatu struktur pembelajaran yang baik, maka kompetensi dasar dalam penguasaan materi dan penerapannya tidak selalu dapat diharapkan berhasil. Dengan kata lain, struktur pelajaran yang tertata secara baik akan memudahkan siswa, paling tidak mengurangi kesulitan belajar siswa. 
Selain itu, terdapat pula kesulitan khusus dalam belajar matematika seperti:
1.   Kesulitan dalam menggunakan konsep
Menurut Abdurrahman (1999 : 254):
”Konsep menunjuk pada pemahaman dasar. Siswa mengembangkan suatu konsep ketika mereka mampu mengklasifikasikan atau mengelompokkan benda-benda atau ketika mereka dapat mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda tertentu”.

Dalam hal kesulitan menggunakan konsep, dipandang bahwa siswa telah memperoleh pengajaran suatu konsep, tetapi belum menguasainya mungkin karena lupa sebagian atau seluruhnya. Mungkin pula konsep yang dikuasai kurang cermat. Hal ini disebabkan antara lain:
a.   Siswa lupa nama singkatan suatu obyek
      Misalnya siswa lupa memangkatkan suatu bilangan dengan pangkat dua.
b.   Siswa kurang mampu menyatakan arti istilah dalam konsep.
      Misalkan siswa yang mampu menyatakan istilah kuadrat dan kali dua dan mereka menganggap sama.
2.   Kesulitan dalam belajar dan menggunakan prinsip
Prinsip matematika adalah seperangkat konsep beserta hubungan antar konsep tersebut. Prinsip ini adalah obyek yang paling abstrak, dapat berupa dalil, sifat, teori. Untuk mempelajari suatu prinsip dalam matematika, siswa perlu memahami setiap konsep dalam prinsip itu dari  hubungan antar konsep. Jika kesulitan siswa dalam menggunakan prinsip kita analisa, tampaklah bahwa pada umumnya sebab kesulitan tersebut antara lain:
a.   Siswa tidak mempunyai konsep yang dapat digunakan untuk mengembangkan prinsip sebagai butir pengetahuan yang perlu.
b.   Miskin dari konsep dasar secara potensial merupakan sebab kesulitan belajar prinsip yang diajarkan dengan metode kontekstual (contoh nyata).
c.   Siswa kurang jelas dengan prinsip yang telah diajarkan.
3.  Kesulitan memecahkan soal berbentuk verbal.
            Memecahkan soal berbentuk verbal berarti menerapkan pengetahuan yang dimiliki secara teoritis untuk memecahkan persoalan nyata atau keadaan sehari-hari. Keberhasilan dalam memecahkan persoalan berbentuk verbal tergantung kemampuan pemahaman verbal, yaitu kemampuan memahami soal berbentuk cerita dan kemampuan mengubah soal verbal menjadi model matematika, biasanya dalam bentuk persamaan serta kesesuaian pengamatan siswa dengan situasi yang diceritakan dalam soal. Beberapa sebab siswa sulit memecahkan soal berbentuk verbal.
a.   Tidak mengerti apa yang dibaca, akibat kurang pengetahuan siswa tentang konsep atau beberapa istilah yang tidak diketahui. Untuk mengecek kebenaran dugaan ini, setelah membaca soal, guru dapat meminta siswa untuk menyatakan pendapatnya dengan menggunakan bahasanya sendiri. Guru dapat mengecek apakah ada istilah-istilah yang mungkin belum diketahui atau dilupakan. Selain itu juga perlu dipahami, apa yang diketahui dan apa yang dinyatakan serta rumus-rumus apa yang diperlukan.
b.  Siswa tidak mengubah soal berbentuk verbal menjadi model matematika dan hubungannya.
Kesulitan belajar dapat ditunjukkan dengan beberapa gejala yaitu:
·         Menunjukkan prestasi yang rendah
·         Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan
·         Keterlambatan dalam melaksanakan tugas yang diberikan
            Objek yang dapat kita periksa untuk mengetahui penyebab kesukaran siswa belajar contohnya seperti: (a) materi yang diajarkan dianggap terlalu sulit, (b) pengajarannya yang kurang baik dan dapat disebabkan oleh kesalahan pengajaran dalam menyajikan metode ataupun tidak adanya alat peraga, dan (c) dari siswa sendiri disebabkan karena kelemahan jasmani, kurang cerdas, tidak ada minat, tidak ada bakat, emosi tidak stabil, suasana yang tidak mendukung.

No comments:

Post a Comment