Pages

Wednesday, December 30, 2015

Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat sejumlah teknik atau tipe, yang salah satu di antaranya dapat digunakan dalam pembelajaran. Salah satu dari tipe pembelajaran kooperatif itu adalah Numbered Head Together (NHT). Tipe ini merupakan salah satu dari banyak tipe atau variasi pembelajaran kooperatif. Karena NHT hanya salah satu variasi atau tipe pembelajaran kooperatif, maka semua prinsip dasar pembelajaran kooperatif melekat pada tipe ini.  Ini berarti dalam NHT ada saling ketergantungan positif antar siswa, ada tanggung jawab perseorangan, serta ada komunikasi antar anggota kelompok. Pelibatan siswa secara kolaborarif dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama ini memungkinkan NHT dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika.
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berfikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Trianto, 2009:83).
Ciri khas dari pembelajaran NHT adalah guru hanya menunjuk seorang siswa dari setiap kelompoknya untuk setiap kasus. Dalam menunjuk siswa tersebut, guru tidak memberi  tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya. Dengan cara seperti itu akan menjamin keterlibatan total semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.
Ibrahim (dalam http://herdy07.wordpress.com) mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :
1.      Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2.      Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.
3.      Pengembangan keterampilan sosial
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen (dalam http://herdy07.wordpress.com), dengan tiga langkah yaitu :
a)      Pembentukan kelompok;
b)      Diskusi masalah;
c)      Tukar jawaban antar kelompok
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (dalam http://herdy07.wordpress.com) menjadi enam langkah sebagai berikut :
Langkah 1. Penyampaian Materi
Dalam tahap ini guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
Langkah 2. Pembentukan kelompok dan Penomoran
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
Langkah 3. Diskusi Masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
Langkah 4. Pemanggilan Nomor atau Pemberian Jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 5. Evaluasi
Guru memberikan tes/kuis kepada siswa secara individual. Masing-masing mengerjakan tes tanpa boleh saling bantu membantu diantara anggota kelompok.

Langkah 6. Penghargaan Kelompok
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. Penghargaan pada kelompok diberikan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya(terkini).
Dalam tabel berikut diilustrasikan langkah-langkah pembelajaran menggunakan model NHT:

2.1.7.1. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh  Lundgren (dalam http://herdy07.wordpress.com), antara lain adalah:
  1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
  2. Memperbaiki kehadiran
  3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
  4. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
  5. Konflik antara pribadi berkurang
  6. Pemahaman yang lebih mendalam
  7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
  8. Hasil belajar lebih tinggi.

Sedangkan tim MGMP Bahasa Indonesia (http://mgmpbindobogor.wordpress.com) mengemukakan kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
Kelebihan:
  Setiap siswa menjadi siap semua.
  Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
  Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
  Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
• Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

1 comment:

  1. 1xbet korean sportsbook review | 2021 - Best Odds
    Our betting analysis provides information about the odds offered on the betting 1xbet мобильная версия markets at one of the most famous bookmakers, the 1xbet website.

    ReplyDelete