Dalam pembelajaran kooperatif terdapat sejumlah teknik atau
tipe, yang salah satu di antaranya dapat digunakan dalam pembelajaran. Salah
satu dari tipe pembelajaran kooperatif itu adalah Numbered Head Together (NHT). Tipe ini merupakan salah
satu dari banyak tipe atau variasi pembelajaran kooperatif. Karena NHT hanya
salah satu variasi atau tipe pembelajaran kooperatif, maka semua prinsip dasar
pembelajaran kooperatif melekat pada tipe ini. Ini berarti dalam NHT ada
saling ketergantungan positif antar siswa, ada tanggung jawab perseorangan,
serta ada komunikasi antar anggota kelompok. Pelibatan siswa secara kolaborarif
dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama ini memungkinkan NHT dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika.
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berfikir bersama adalah merupakan
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Numbered Head Together (NHT) pertama
kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa
dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Trianto, 2009:83).
Ciri khas dari pembelajaran NHT adalah guru hanya menunjuk
seorang siswa dari setiap kelompoknya untuk setiap kasus. Dalam menunjuk siswa
tersebut, guru tidak memberi tahu
terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya. Dengan cara seperti itu
akan menjamin keterlibatan total semua siswa dan merupakan upaya yang sangat
baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.
Ibrahim (dalam http://herdy07.wordpress.com) mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam
pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :
1.
Hasil belajar akademik
stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam
tugas-tugas akademik.
2.
Pengakuan adanya
keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang
mempunyai berbagai latar belakang.
3.
Pengembangan
keterampilan sosial
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya,
menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja
dalam kelompok dan sebagainya.
Penerapan pembelajaran kooperatif
tipe NHT merujuk pada konsep Kagen (dalam http://herdy07.wordpress.com), dengan tiga langkah yaitu :
a) Pembentukan kelompok;
b) Diskusi masalah;
c) Tukar jawaban antar
kelompok
Langkah-langkah tersebut kemudian
dikembangkan oleh Ibrahim (dalam http://herdy07.wordpress.com) menjadi enam langkah sebagai berikut :
Langkah 1. Penyampaian Materi
Dalam tahap ini guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan
kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
Langkah 2. Pembentukan kelompok dan Penomoran
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap
siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk
merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis
kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan
nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing
kelompok.
Langkah 3. Diskusi Masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap
siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa
berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui
jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah
diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik
sampai yang bersifat umum.
Langkah 4. Pemanggilan
Nomor atau Pemberian Jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa
dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban
kepada siswa di kelas.
Langkah 5. Evaluasi
Guru memberikan tes/kuis kepada siswa secara individual.
Masing-masing mengerjakan tes tanpa boleh saling bantu membantu diantara
anggota kelompok.
Langkah 6. Penghargaan Kelompok
Guru
mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok. Penghargaan pada kelompok diberikan berdasarkan
perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor
kuis berikutnya(terkini).
Dalam tabel berikut diilustrasikan langkah-langkah
pembelajaran menggunakan model NHT:
2.1.7.1.
Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Ada
beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa
yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren (dalam http://herdy07.wordpress.com), antara lain adalah:
- Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
- Memperbaiki kehadiran
- Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
- Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
- Konflik antara pribadi berkurang
- Pemahaman yang lebih mendalam
- Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
- Hasil belajar lebih tinggi.
Sedangkan tim MGMP Bahasa Indonesia (http://mgmpbindobogor.wordpress.com) mengemukakan kelebihan dan kelemahan model pembelajaran
kooperatif sebagai berikut:
Kelebihan:
• Setiap siswa menjadi siap semua.
• Setiap siswa menjadi siap semua.
• Dapat melakukan
diskusi dengan sungguh-sungguh.
• Siswa yang pandai
dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
• Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
• Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh
guru• Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
1xbet korean sportsbook review | 2021 - Best Odds
ReplyDeleteOur betting analysis provides information about the odds offered on the betting 1xbet мобильная версия markets at one of the most famous bookmakers, the 1xbet website.