Pages

Thursday, December 31, 2015

Pembelajaran Hypnoteaching



Menurut Novian (2010:4) “hipnoteaching merupakan perpaduan dari kata ‘hypnosis’ yang berarti mensugesti dan ‘teaching’ yang berarti mengajar”. dan menurut Aris Setiawan (dalam modul seminarnya ‘hypnoteaching’ di Medan, 27 Maret 2011) mengemukakan “Hypnoteaching adalah sebuah metode pengajaran yang menggunakan bahasa-bahasa bawah sadar yang menimbulkan segesti siswa untuk terkonsentrasi siswa secara penuh pada ilmu yang disampaikan oleh guru”
Hypnosis dalam mengajar bukan menidurkan para siswa ketika mengajar atau membuat para siswa lupa apa yang sedang terjadi seperti yang terjadi dimasayarakat dalam hal kejahatan atau seperti acara hiburan di televisi. Tetapi hypnosis dalam hal ini ialah  mengaktifkan pikiran bawah sadarnya sehingga dapat berkonsentrasi atau memfokuskan pada pemahaman baru berupa sugesti atau saran masuk ke pikiran bawah sadarnya. Dengan demikian sebuah pemahaman baru akan tertanam dipikiran siswa dalam jangka panjang. Menurut Andri Hakim (2010:12) hypnosis merupakan kondisi ketika sesorang mudah menerima saran, informasi dan sugesti tertentu yang mampu mengubah seseorang dari hal yang kurang baik menjadi hal yang lebih baik. Kemudian dilanjutkan oleh Novian (2010:4) hypnoteaching adalah perpaduan pengajaran yang melibatkan pikiran bawah sadar dan pikiran sadar.
Agar pelajaran cepat di terima oleh otak siswa dibutuhkan sebuah konsentrasi. Menurut Andri Hakim (2010:16) seseorang siswa yang sedang memperhatikan seseorang guru mengajar mengalami gangguan konsentrasi disebabkan berbagai bentuk pikiran masih melayang-layang dibenaknya. Menurut Andri Hakim (2010:76) untuk mengembalikan siswa-siswa tersbut untuk lebih konsentrasi dengan beberapa teknik yaitu :
1.       Yelling atau teriakkan digunakan untuk mengembalikan siswa untuk mengembalikan siswa ke pelajaran dengan meneriakkan secara bersamaan.
2.       Peraturan Tambahan. Hal ini sangat penting bagi berjalannya kelas efektif dan teratur. Dalam hypnoteaching, peraturan tambahan ini sangatlah berbeda dengan peraturan yang lainnya. Peretururan ini lebih sedikit, menuntut konsentrasi dan keaktifan serta menyenangkan. Peraturan dalam hipnoteaching memiliki 4 syarat yaitu : (1) jumlah peraturan sedikit, (2) membuat siswa aktif, (3) membuat siswa gembira, (4) memberikan reward dan penalty  (Hadiah dan sanksi)
3.       Jam Emosi­. Jam emosi adalah jam untuk emosi, lebih tepatnya adalah jam untuk emosi. Teknik ini digunakan untuk mengarahkan emosi siswa agar  proses belajar lebih terarah dan menyenangkan. Jam emosi dibagi menjadi 4 bagian: (1) jam tenang, (2) Jam diskusi, (3) jam lepas dan (4) jam tombol

Selain menggunakan teknik-teknik di atas  agar siswa lebih dapat berkonsentrasi diaktifkan juga pikiran bawah sadar siswa. Hal ini berkaitan dengan pikiran siswa. Menurut Adri Hakim (2010:49-50), dalam otak gelombang pikiran terbagi menjadi empat : (1) pikiran  beta, (2) pikiran alpha, (3) pikiran theta, dan pikiran (delta).
Gambar 2.1. ggelombang pikiran manusia
Diantara keempat gelombang pikiran ini, gelombang pikiran alpha yang paling tepat digunakan dalam proses belajar mengajar. Acep Yonny dan Sri Rahayu Yunus (2011:75-76) menyatakan bahwa alfa adalah keadaan konsentrasi yang santai dalam keadaan alfa,  siswa dapat belajar dengan laju yang lebih cepat. Untuk mencapai gelombang pikiran alpha harus memasuki pikiran bawah sadar, hal ini sangat dibutuh teknik hypnosis. Isma Almatin (2010:91) mengemukakan hypnosis adalah cara atau teknik untuk ke wilayah pikiran. Pikiran dibagi menjadi dua, pikiran sadar dan pikiran bawah sadar.
Novian (2010:18-20) mengemukakan :
“Ada beberapa cara agar komunikasi dapat langsung menuju ke pikiran bawah sadar dalam kondisi beta yaitu :
1.       Pengulangan
Suatu informasi yang berulang-ulang akan diterima oleh pikiran bawah sadar, disimpan dan disederhanakan dan menjadi kebiasaan. Dalam tabel di atas terlihat bahwa bagi anak dengan usia 4-7 tahun diperlukan 2 kali pengulangan agar bisa masuk ke pikiran bawah sadar. Ada 2 bentuk penyimpanan memori pikiran bawah sadar yaitu implicit memori bertugas pengalaman dan konsep, dan berperan penuh dalam membentuk persepsi. Muscle memory  bertugas untuk menyimpan aktivitas seperti bersepeda, melukis, olah raga dan lain-lain. Ke 2 bentuk inilah yang bervariasi dalam hal menyimpan suatu informasi dan suatu keahlian.
2.       Memiliki emosional attachment
Informasi dapat masuk langsung ke dalam pikiran bawah sadar jika ada emosional attachment, yaitu sentuhan emosional. Bentuk bisa bahagia sedih dan lain-lain. Dalam Quantum Teaching, metode yang digunakan adalah membuat anak didik bergerak dan bergembira. Dengan demikian kedua bentuk penyimpanan memori testimulasi.
3.       Menggunakan bahasa pikiran bawah sadar
Cara yang ketiga adalah dengan bahasa pikiran bawah sadar, maksudnya adalah bentuk bahasa yang tidak dapat ditolak oleh pikiran bawah sadar. Bahasa ini tidak berbentuk kalimat, tetapi juga berbentuk bahasa tubuh.
4.       Melalui figur yang memliki otoritas atau figur tertentu
Seperti yang sudah kita ketahui, figur adalah idola memiliki kapasitas tertentu. Diantaranya adalah memberikan pengaruh pada anak. Anak-anak menyukainya figur atau tokoh-tokoh tertentu, figur yang menjadi idola anak-anak mampu memberikan pengaruh kepada anak tersebut.
5.       Melalui hipnosis
Seseorang di bawa ke level kesadaran tertentu diberikan sugesti. Sugesti itulah informasi yang dimasukkan ke pikiran bawah sadar seseorang.”

A. Hypnoteaching sebagai Metode Pengajaran
Pada penjelasan sebelumnya di halaman empat belas alenia akhir sudah jelas dikatakan oleh Aris Setiawan bahwa hypnoteaching merupakan sebagai metode pembelajaran. Isma Almatin (2010:97) juga mengemukakan

“Mengajar adalah proses mengisi pikiran dengan berbagai informasi atau keilmuan. Informasi tersbut akan diterima oleh pikiran sadar dan kemudian ditransfer ke pikiran bawah sadar untuk diolah dan disimpan. Hypnosis merupakan suatu teknik masuk ke dalam suatu pikiran yang menyebabkan peubahan prilaku, dan tatanan mental emosional. Inilah alasan mendasar menggunakan hypnosis sebagai suatu metode pengajaran di dalam menyampaikan pelajaran kepada anak didik.”

Menurut Uno (2010:65) metode pembelajaran merupakan cara-cara yang digunakan pengajar atau instruktur untuk menyajikan informasi atau pengalaman baru, menggali prestasi belajar, menampilkan unjuk kerja peserta belajar dan lain-lain. Hal senada diutarakan oleh Abdul Hamid (2009:53) Metode pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda dalam kondisi yang berbeda. Hipnoteacing sendiri memiliki langkah-langkah agar sebuah informasi atau pengalaman baru dapat diserap oleh siswa. Secara garis besar menurut Aris Setiawan, hipnoteaching memiliki enam langkah langkah-langkah dasar : (1). Niat dan motivasi dalam diri guru, (2). Mengaktifkan pikiran bawah sadar, (3). Leading (memimpin), (4). Penggunaan kata-kata positif, (5). Pemberian pujian, (6). Modeling.
Berangkat dari buku Accelerated Learning for the 21st century,  karangan Colin Rose dan Malsom. Andri Hakim (2010:152-154) mengemukakan:
“enam langkah jitu untuk membuka kunci pikiran utama anda yang singkat dengan ‘M.A.S.T.E.R’ menjelaskan bagaimana rencana sederhana bisa menjadi kunci keberhasilan kepada seseorang. Setiap siswa, orang tua, dan guru yang mengajar harus memahami keenam langkah tersebut untuk mempercepat proses pembelajaran.
1.       Langkah 1: Maind (menciptakan ketenangan dalam berpikir). Lingkungan kelas dari guru, ruangan kelas, ruangan di luar kelas-harus saling sinergi untuk memberi ketenangan  kepada pikiran siswa.
2.       Langkah 2: Acquiring the fact (memperoleh fakta). Pada proses belajar-mengajar, seseorang siswa memerlukan contoh-contoh dan fakta dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, mengapa siswa harus belajar kimia bisa dijelaskan secara fakta bahwa bahan baku sabun mandi, sampo, dan semacamnya merupakan merupakan hasil dari reaksi kimia. Begitu juga komposisi tubuh kita.
3.       langkah 3: Search Out The Meaning (Menemukan arti yang sebenarnya), sebaiknya seorang guru bisa memberikan analogi dan penjelasan yang realistis terhadap maksud dan tujuan dari setiap materi pelajaran. Dengan demikian, pikiran siswa menerima dan memahami maksud dari setiap materi yang diterangkan dengan cepat.
4.       langkah 4: Trigger the Memory (Memicu memori siswa). Seorang guru harus mampu membangkitkan rasa ingin keingintahuan siswa dengan memberikan penjelasan detail yang lebih menarik. Pertanyaan bisa dibuat semenarik mungkin dalam bentuk permainan pertanyaan bersantai. Secara otomatis, hal itu memicu setiap murid untuk bertanya dan memicu memorinya untuk me-recall atau memanggil informasi di memori pikiran siswa.
5.       Langkah 5: Exhibit (Memeragakan). Seseorang guru harus mampu memberikan contoh secara nyata atau dengan melatih soal-soal yang membantu siswa untuk memahami dan meneladani materi pelajaran, ingat, dalam sebuah proses pembelajaran apa yang telah dipelajari. Sebuah ujian atau latihan soal adalah pencerminan dari keandalan siswa dalam memeragakan apa yang telah ia pelajari.
6.       Langkah 6: Reflect (merefleksikan apa yang telah dipelajari). Seseorang guru harus bisa menyimpulkan dan merefleksikan materi pelajaran yang baru diterangkan, hal ini memudahkan siswa untuk mengingat dan memahami materi pelajaran yang baru diperoleh. Seorang guru harus bisa memperhatikan refleksi dari siswa ketika siswa belum memahami apa yang telah diterangkan oleh guru.”

No comments:

Post a Comment