Jigsaw
pertama kali dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan di
Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin di Universitas John Hopkin (dalam Arends, 2008). Pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw adalah suatu tipe
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok,
siswa-siswa ditempatkan ke dalam tim-tim belajar heterogen beranggota lima
sampai enam orang. Berbagai materi akademis disajikan kepada siswa dalam bentuk
teks, bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari satu
porsi materinya dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota
kelompoknya
Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok
ahli. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan
kemampuan, jenis kelamin dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok
ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda
ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan
tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada
anggota kelompok asal. Kelompok ahli merupakan gabungan dari beberapa ahli yang
berasal dari kelompok asal. Kunci keberhasilan Jigsaw adalah
saling ketergantungan, yaitu
setiap siswa bergantung kepada anggota timnya untuk dapat memberikan informasi yang
diperlukan supaya dapat berkinerja baik pada saat penilaian. Hubungan
antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai berikut:
(setiap Tim Ahli memiliki satu anggota dari masing-masing tim asal)


Keterangan
: X : Siswa
kelompok asal
O : Siswa kelompok ahli
Dalam
model Jigsaw, kelas dibagi menjadi
suatu kelompok kecil yang heterogen yang di beri nama tim Jigsaw dan materi dibagi sebanyak kelompok menurut anggota timnya.
Tiap-tiap tim diberikan satu set materi yang lengkap dan masing-masing individu
ditugaskan untuk memilih topik mereka. Kemudian siswa dipisahkan menjadi
kelompok “ahli” atau “rekan” yang terdiri dari seluruh siswa di kelas yang
mempunyai bagian informasi yang sama.
Untuk pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw,
disusun langkah-langkah pokok sebagai berikut: (1) pembagian tugas, (2)
pemberian lembar ahli, (3) mengadakan diskusi dan (4) mengadakan kuis. Adapun
rencana pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
ini diatur secara instruksional sebagai berikut:
a. Menerima
tugas: Siswa diberikan lembar ahli dan
yang mendapat tugas sama berkumpul dalam satu kelompok.
b. Membaca:
Siswa menerima topik-topik ahli dan membaca bahan yang ditugaskan untuk mencari
informasi.
c. Diskusi
kelompok: Siswa dengan topik yang sama bertemu mendiskusikan informasi tersebut
dalam kelompok-kelompok ahli.
d. Laporan
tim: Setelah selesai berdiskusi, para ahli kembali ke kelompok asal mereka
untuk mengajarkan topik-topik mereka kepada teman satu kelompok.
e. Kuis:
Siswa mengerjakan kuis individual yang mencakup seluruh topik.
f. Penghargaan
Tim: Guru memberikan penghargaan kelompok.
Secara terperinci dapat dijelaskan
tahap-tahapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
adalah sebagai berikut:
Tahap pertama:
Guru menginformasikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa. Pada tahap ini
guru membicarakan tentang cara siswa dapat digunakan untuk mendiskusikan
bagaimana pengetahuan dapat datang dari banyak sumber, seperti buku, film, dan
interaksinya sendiri dengan orang lain. Tujuan utama guru adalah meningkatkan
hubungan di antara siswa-siswa dengan latar belakang etnis atau ras yang
berbeda dan mendiskusikan bagaimana bekerja bersama orang-orang yang berbeda
dengan kita memberikan kesempatan kepada kita untuk lebih saling mengenal.
Tahap kedua:
Menyajikan Informasi. Pada tahap ini penting untuk memberikan informasi kepada
siswa secara sekilas tentang pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, pengenalan Autograph dan kaitannya dengan materi. Dalam
menyajikan informasi perlu ditekankan hal-hal sebagai berikut: a) mengembangkan
materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam
kelompok, b) menekankan bahwa belajar adalah memahami makna, dan bukan hapalan,
c) memberikan umpan balik sesering mungkin untuk mengontrol pemahaman siswa.
Tahap ketiga:
Mengorganisasikan kedalam kelompok-kelompok belajar. Pada tahap ini guru
membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri
dari 4-6 siswa dengan kemampuan akademik yang berbeda-beda baik dengan tingkat
kemampuan tinggi, sedang dan rendah serta bersal dari ras, suku, budaya, status
sosial yang beragam. Kelompok ini disebut kelompok asal. Masing-masing anggota
kelompok diberikan satu tugas untuk dikerjakan. Para siswa dari masing-masing
kelompok yang memiliki tugas yang sama berkumpul membentuk kelompok anggota
yang benar-benar baru. Kelompok ini disebut kelompok ahli. Mereka mempelajari
bagaimana mengerjakan tugas-tugas mereka yang telah ditentukan. Setelah
pembahasan selesai, para anggota kembali pada kelompok asal. Setiap siswa
kemudian menjelaskan penemuan-penemuannya kepada anggota kelompoknya yang lain
sehingga setiap anggota kelompok memahami dan menguasai materi tersebut.
Tahap keempat:
Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Pada kegiatan ini keterlibatan guru
dalam proses belajar mengajar semakin berkurang dalam arti guru menjadi pusat
kegiatan kelas. Guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan dan
memotivasi siswa untuk belajar mandiri serta menumbuhkan rasa tanggung jawab
serta siswa akan merasa senang berdiskusi tentang matematika dalam kelompoknya.
Bila guru menemukan siswanya tidak jelas tentang pengarahan yang diberikan guru
atau bahwa mereka tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang direncanakan, maka
intervensi langsung dan bantuan guru dibutuhkan. Setelah siswa berdiskusi dalam
kelompoknya, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau
dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi
kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada
pembelajaran yang telah didiskusikan.
Tahap keenam:
Evaluasi. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai,
diadakan tes secara individu, mengenai seluruh materi yang telah dibahas. Kuis
dilaksanakan agar siswa dapat menunjukkan apa yang telah dipelajari secara
individu selama bekerja dalam kelompok. Penghitungan perkembangan skor individu
dimaksudkan agar siswa terpacu untu memperoleh prestasi terbaik sesuai dengan
kemampuannya. Seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel
2.3. Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu
Skor tes
|
Skor perkembangan Individu
|
a.
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal
b.
10 hingga 1 poin di bawah skor awal
c.
Skor awal sampai 10 poin di atasnya
d.
Lebih dari 10 poin di atas skor awal
e.
Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal)
|
5
10
20
30
30
|
Perhitungan skor kelompok
dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing perkembangan skor individu dan
hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota kelompok. Adapun kriteria yang digunakan
untuk menentukan pemberian penghargaan terhadap kelompok dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel
2.4. Tingkat Penghargaan Kelompok
Rata-rata kelompok
|
Penghargaan
|
15
|
kelompok yang baik
|
20
|
kelompok yang hebat
|
25
|
kelompok yang super
|
Tahap
keenam: Siswa memeriksa Rekognisi/Penghargaan Tim dari
guru/siswa. Gagasan Utama adalah menghitung skor kemajuan individual dan skor
tim dan memberikan sertifikat atau bentuk penghargaan tim lainnya. Untuk
menghitung skor tim maka sesegera
mungkin setelah melakukan tiap kuis, skor kemajuan individual dihitung dan skor
tim dan diberikan sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya kepada tim dengan
skor tertinggi. Jika memungkinkan, akan diumumkan skor tim pada periode pertama
setelah mengerjakan kuis. Ini akan membuat jelas hubungan antara melakukan
tugas dengan baik dan menerima rekognisi, pada akhirmya akan meningkatkan
motivasi mereka untuk melakukan yang terbaik.
Berdasarkan
uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tipe pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah pelaksanaan pembelajaran
kelompok menekankan pada kerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas
penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada
anggota lain dalam kelompoknya. Pembelajaran diawali dengan menyampaikan tujuan
dan motivasi siswa, menyajikan informasi, mengorganisasikan kelompok,
membimbing kelompok belajar kemudian evaluasi dan pemberian penghargaan.
No comments:
Post a Comment