Penekanan
pembelajaran sekarang ini adalah bahwa guru sebagai fasilitator di dalam kelas.
Guru tidak lagi menjadi pusat informasi bagi siswa. Guru memberikan kebebasan
kepada siswa untuk berdiskusi.
Siswa bebas memberikan ide-ide dan menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri
dengan tidak mengabaikan konsep dari permasalahan tersebut. Hal ini akan
mengembangkan kemampuan berpikir matematik siswa. Kemampuan yang dapat
dialihgunakan tidak hanya pada kemampuan praktis atau kemampuan menerapkan
matematis, tetapi juga kemampuan representasi secara matematik dalam menghadapi
masalah.
Dalam
perkembangan kognitif siswa diperlukan kemampuan representasi, kemampuan representasi
tersebut harus bertahap Bruner (Panasuk, 2011:24) menyebutkan three different systems of representation
used to describe the process of cognitive development: enactive, iconic, and
symbolic. Oleh karena itu untuk membantu perkembangan kemampuan representasi
siswa ke tahap yang tinggi maka pengajar hendaknya menunjukkan ojek konkretnya
sehingga membantu siswa untuk segera mengubahnya ke dalam bentuk simbol
matematika, dengan demikian akan sejalan dengan perkembangan kognitif siswa.
Menurut Yuniawatika
(2011:104) kemampuan representasi matematis adalah salah satu keterampilan
proses yang berkaitan dengan kemampuan siswa menyampaikan laporan, gagasan, dan
ide. Kemudian menurut Cai, Lane & Jacabcsin menyatakan
bahwa representasi matematis merupakan cara yang digunakan seseorang untuk
mengkomunikasikan jawaban atau gagasan matematis yang bersangkutan (Yazid,
2012:33). Tidak
jauh berbeda dengan kedua pendapat diatas Sajadi (2013:4) menyatakan bahwa a representation is defined as any
configuration of characters, images, concrete objects etc. that can symbolize
or "represent" something else. Dengan kata lain representasi
adalah suatu konfigurasi bentuk atau susunan) yang dapat menggambarkan,
mewakili, atau melambangkan sesuatu dalam suatu
cara. Contohnya, kata dapat menggambarkan suatu objek kehidupan nyata
atau suatu angka dapat mewakili suatu posisi dalam garis bilangan. Dalam hal
ini, hubungan representasi-representasi dapat dipandang sebagai hubungan dua
arah (bidrirectional). Misalnya
grafik dalam bidang cartesius dapat digunakan sebagai representasi persamaan
(ekspresi matematis) dengan cara
menggambarkan himpunan penyelesaiannya atau persamaan merupakan
representasi grafik dengan cara membuat pola hubungan yang memenuhi semua
koordinat titiknya.
NCTM
(2000:67) menyatakan bahwa The term
representation refers both to process and to product in other words, to the act
of capturing a mathematical concept or relationship in some form and to the
form itself. Hal ini berarti representasi merupakan
ungkapan-ungkapan dari ide matematis yang ditampilkan siswa sebagai model atau
bentuk pengganti dari suatu situasi masalah yang digunakan untuk menemukan
solusi dari suatu masalah yang sedang dihadapinya sebagai hasil dari
interpretasi pikirannya. Selanjutnya dipertegas oleh Hwang (2007:192) yang
menyatakan bahwa representation
means the process of modeling concrete things in the real world into abstract
concepts or symbols, pernyataan ini
menunjukkan bahwa representasi merupakan suatu model atau bentuk yang digunakan
untuk mewakili suatu situasi atau masalah yang digambarkan kedalam bentuk
simbol, gambar, grafik dan lain sebagainya untuk mempermudah pencarian solusi.
Sehingga representasi akan memudahkan siswa untuk memecahkan masalah
sebagaimana yang dinyatakan oleh NCTM (2000:138) Representations help students recognize the common mathematical nature
of different situations. Hal ini
dikarenakan representasi membuat ide matematika menjadi konkret, penyataan ini
didukung oleh NCTM (2000:137) yang menyatakan bahwa Representations make mathematical ideas more concrete and available for
reflection.
Karena
representasi berkaitan dengan proses mentranslate
masalah atau objek menjadi suatu simbol matematika atau sebaliknya berarti
dalam prosesnya berkaitan objek dan simbol. Dalam proses representasi menurut
Seeger (Panasuk, 2011:24) menyatakan
bahwa process of representation or
representing involves identification, selection, and presenting a concept
through a device that is structurally similar and more easily understood.
Dari ketiga tahap (identifikasi, pemilihan dan penyajian) tidak kesemuanya
dapat ketahui hasilnya sebelum sampai ke proses penyajian, tetapi proses
penyajian harus melewati proses identifikasi dan pemilihan. Proses identifikasi
dan proses pemilihan ini berlangsung dalam pikiran siswa yang sering dikatakan
representasi internal selanjutnya berakhir pada proses penyajian ini dikatakan
sebagai representasi eksternal siswa. Representasi sebenarnya bukan hanya
menunjuk kepada hasil atau produk yang diwujudkan dalam konfigurasi atau
konstruksi baru dan berbeda tetapi juga proses berpikir yang dilakukan untuk
menangkap dan memahami konsep, operasi, dan hubungan-hubungan matematik dari
suatu konfigurasi. Artinya, proses representasi mematis berlangsung dalam dua
tahap yaitu secara internal dan eksternal. Hal ini didukung oleh NCTM (2000:67)
the term applies to
processes and products that are observable externally as well as to those that
occur “internally,” in the minds of people doing mathematics. All these
meanings of representation are important to consider in school mathematics.
Some forms of representation—such as diagrams, graphical displays, and symbolic
expressions—have long been part of school mathematics. Unfortunately, these
representations and others have often been taught and learned as if they were
ends in themselves.
Dilanjutkan
oleh Hwang (2007:192) The meaning of
representation can be different in different contexts. There are external
representations (real world) and internal representations (mind).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka representasi dapat dibagi menjadi 2
yaitu representasi internal dan representasi eksternal, kedua bagian
representasi tersebut saling berkaitan.
Representasi
internal dari seseorang sulit untuk diamati secara langsung karena merupakan
aktivitas mental dari seseorang di dalam otaknya. Tetapi representasi internal
dari seseorang itu dapat disimpulkan atau diduga berdasarkan representasi eksternalnya dalam berbagai kondisi, misalnya
melalui pengungkapannya melalui kata-kata (lisan), melalui tulisan berupa
simbol, gambar, grafik, tabel, ataupun melalui alat peraga. Dengan kata lain,
terjadi hubungan timbal balik antara representasi internal dan eksternal dari
seseorang di saat berhadapan dengan sesuatu yang dihadapinya. Pepe
menggambarkan hubungan representasi internal dan representasi eksternal seperti
pada gambar di bawah ini.
Hubungan Representasi Internal dan Eksternal
Sumber: Pepe (2001:119)
Representasi
internal biasanya berhubungan dengan mental dan pengetahuan dan terjadi dalam
pikiran para siswa. Representasi ini sebagai bentuk dari abstraksi internal
ide-ide matematika sehingga siswa mampu mengenali, menciptakan, menginterprestasikan
dan menerjemahkan model matematika yang diproses di pikiran para siswa.
Sedangkan representasi eksternal berhubungan dengan pengetahuan tentang
struktur lingkungan, simbol fisik, benda atau dimensi. Sebagaimana diungkapkan
Goldin dan Shteingold (Panasuk, 2011:34) menyatakan bahwa an external representation “is typically a sign or a configuration of
signs, characters, or objects” and that external representation can symbolize
“something other than itself”.
Menurut
Behr (Hwang, 2007:192) representasi dalam pembelajaran matematika terdiri dari
5 bagian diantara; (1) real world object
representation (representasi benda nyata), (2) concrete representation
(representasi konkret), (3) arithmetic symbol representation
(representasi simbol aritmatika), (4) spoken-language representation (representasi
bahasa) dan (5) picture or graphic representation (representasi gambar atau
grafik). Tetapi secara keseluruhan
meurut Hwang (2007,192-193) representasi dalam memecahkan masalah matematika
dibagi menjadi tiga bagian yaitu; (1) Language
representation skill – The skill of translating observed properties and
relationships in mathematical problems into
verbal or vocal representations; (2) Picture or graphic representation skill – The skill of translating
mathematical problems into picture or graphic representations; (3) Arithmetic symbol representation skill –
The skill of translating mathematical problems into arithmetic formula
representations.
Standar representasi
matematika yang dicantum NCTM (2000:67) Instructional
programs from prekindergarten through grade 12 should enable all students to—
·
create and use
representations to organize, record, and communicate mathematical ideas;
·
select, apply,
and translate among mathematical representations to solve problems;
·
use
representations to model and interpret physical, social, and mathematical
phenomena.
Dengan demikian, kemampuan representasi
matematis diperlukan siswa untuk menemukan dan membuat suatu alat atau cara
berpikir dalam mengkomunikasikan gagasan matematis dari yang sifatnya abstrak
menuju konkret, sehingga lebih mudah untuk dipahami. Kemudian bentuk-bentuk
operasional matematika dicantumkan pada tabel di bawah ini.
Tabel .Bentuk-Bentuk Operasional Representasi matematika
Aspek
representasi
|
Bentuk-bentuk
operasional
|
Representasi
Visual (Drawing); Diagram, grafik,
atau tabel dan Gambar
|
-
Menyajikan kembali data atau informasi dari suatu
representasi ke representasi diagram, grafik, atau tabel
|
-
Menggunakan representasi visual untuk
menyelesaikan masalah
|
|
-
Membuat pola-pola geometri
|
|
-
Membuat gambar bangun geometri untuk memperjelas
masalah dan memfasilitasi penyelesaiannya.
|
|
Kata-kata
atau teks tertulis (written texts)
|
-
Menuliskan interprestasi dari suatu representasi.
|
-
Menuliskan langkah-langkah penyelesaian masalah
matematika dengan kata-kata.
|
|
-
Menyusun cerita yang sesuai dengan suatu
representasi yang disajikan.
|
|
-
Menjawab soal dengan menggunakan kata-kata atau
teks tertulis.
|
|
-
Dapat menyatakan ide matematika dengan menggunakan
kata-kata teks tertulis.
|
|
Persamaan
atau ekspresi matematik (mathematical
expressions)
|
-
Membuat persamaan atau model matematika dari
representasi lain yang diberikan.
|
-
Membuat konjektur dari suatu pola bilangan
|
|
-
Penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi matematika
|
Sumber : Yazid (2012:33)
No comments:
Post a Comment