Pages

Thursday, December 31, 2015

Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC



CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Compotition, termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis (Steven dan Slavin dalam Inayah, 2007:23) yaitu sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Namun, CIRC telah berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran eksak seperti pelajaran matematika.
Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Jadi, dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran kooperatif, diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.
Menurut Slavin (2010:203), tujuan utama dari CIRC adalah menggunakan tim-tim operatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas.
Langkah-langkah tipe ini menurut Steven dan Slavin (dalam Riyanto, 2009:283) adalah :
1.      Membentuk kelompok yang terdiri dari empat orang secara heterogen
2.      Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3.      Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan member tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
4.      Mempresentasikan dan atau membacakan hasil kelompok
5.      Guru membuat kesimpulan bersama
6.      Pembelajaran ditutup

A. Komponen-komponen dalam pembelajaran CIRC
Model pembelajaran CIRC menurut Slavin (dalam Inayah, 2007:24) memiliki delapan komponen. Kedelapan komponen tersebut antara lain:
(1)     Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau 5 siswa;
(2)     Placement test, misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa pada bidang tertentu;
(3)     Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya;
(4)     Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberika bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya;
(5)  Team scorer and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas;
(6)     Teaching group, yakni memberikan materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok;
(7)     Facts test, yaitu pelaksanaan test atau ulangan berdasarkan fakta yang diperoleh siswa;
(8)     Whole-class units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah. 




B. Kegiatan pokok pembelajaran CIRC dalam memecahkan masalah
Menurut Suyitno (dalam Inayah, 2007:25), kegiatan pokok dalam CIRC untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik, yaitu:
(1)     Salah satu anggota atau beberapa kelompok membaca soal,
(2)     Membuat prediksi atau menafsirkan isi soal pemecahan masalah, termasuk menuliskan model matematika dari permasalahan,
(3)     Saling membuat ikhtisar/rencana penyelesaian soal pemecahan masalah,
(4)     Menuliskan penyelesaian soal pemecahan masalah secara urut, dan
(5)     Saling merevisi dan mengedit pekerjaan/penyelesaian

 C. Penerapan model pembelajaran CIRC
Penerapan model pembelajaran CIRC untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dapat ditempuh dengan: 
1)      Guru membimbing siswa memahami materi ajar melalui tanya jawab
2)      Guru memberikan contoh soal terkait dengan materi
3)      Guru siap melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan siswanya dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah 
4)      Guru membagikan soal pemecahan masalah kepada masing-masing kelompok belajar
6)      Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan bersama yang spesifik, yaitu:
-     Dalam kelompok saling berbagi tugas. Untuk menyelesaikan sebuah soal cerita, ada siswa yang ditugasi membaca soal, ada siswa yang ditugasi menuliskan apa yang diketahui, ada siswa yang ditugasi menuliskan apa yang ditanyakan, dan ada pula yang ditugasi untuk membuat prediksi cara menyelesaikan soalnya.
-     Selanjutnya, secara bersama-sama mereka saling bekerja sama untuk menyelesaikan tugas mengerjakan soal cerita sampai selesai.
7)      Guru menjadi fasilitator bila diperlukan
8)      Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan kelompoknya
9)      Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami, dan dapat mengerjakan soal pemecahan masalah yang diberikan
10)    Guru meminta kepada perwakilan kelompok untuk menyajikan temuannya
11)    Guru bertindak sebagai narasumber atau fasilitator
12)    Guru membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya
13)    Guru memberikan tugas/PR secara individual
14)    Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal pemecahan masalah
15)    Guru memberikan kuis

D.  Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran CIRC
Secara khusus, Slavin (http://matematikacerdas.wordpress.com/2010/01/ 28/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-circ/) menyebutkan kelebihan model pembelajaran CIRC sebagai berikut:
1).     CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah
2).     Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang
3).     Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok
4).     Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya
5).     Membantu siswa yang lemah
6).     Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan masalah

Kelemahan metode CIRC menurut Slavin, Robert (2008:213 ) antara lain:
1.    Pada saat presentasi hanya siswa yang aktif yang tampil didepan kelas:
2.    Siswa yang tidak tampil mereka bersikap pasif dalam mengikuti pelajaran
3.         Apabila tidak bisa mengontrol kelas dengan baik maka akan membuat kelas menjadi ramai
Tidak semua guru pandai melaksanakan metode CIRC sebagai tujuan pelajaran mudah dicapai dengan metode ini.

No comments:

Post a Comment