Pages

Thursday, January 7, 2016

Masalah Open Ended yang paling dicari



Seiring dengan penggunaan pembelajaran open ended sejak tahun 70-an, soal-soal open ended banyak dikembangkan oleh guru-guru di Jepang. Soal-soal tersebut banyak dipakai dalam pembelajaran matematika SD sampai SMA. Soal open ended didefinisikan sebagai soal yang memiliki beberapa jawaban benar atau memiliki beberapa cara untuk memecahkan masalah dengan benar. Soal-soal open ended sering dipakai sebagai soal asesmen karena dalam menjawab soal seperti itu setiap siswa tidak hanya diminta menunjukkan pekerjaannya tetapi juga harus menjelaskan bagaimana dia memperoleh jawabannya dan mengapa memilih metoda yang dipakainya.
Suherman, dkk (2003:130) mengkreasi masalah open ended tersebut diantaranya: sajikan permasalahan melalui situasi fisik yang nyata dimana konsep-konsep matematika dapat diubah sedemikian dapat diamati dan dikaji siswa, soal-soal pembuktian dapat diubah sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan hubungan dan sifat-sifat dari variabel dalam persoalan itu, sajikan bentuk-bentuk atau bangun-bangun geometri sehingga siswa dapat membuat suatu konjektur, sajikan urutan bilangan atau tabel sehingga siswa dapat menemukan aturan matematika, berikan beberapa contoh konkrit dalam beberapa kategori sehingga siswa bisa mengelaborasi sifat-sifat dari contoh itu untuk menemukan sifat-sifat yang umum, dan berikan beberapa latihan serupa sehingga siswa dapat menggeneralisasi dari pekerjaannya. Sedangkan dasar keterbukaan masalah diklasifikasikan dalam tiga tipe, yakni: (1) prosesnya terbuka, maksudnya masalah itu memiliki banyak cara penyelesaian yang benar, (2) hasil akhirnya terbuka, maksudnya masalah itu memiliki banyak jawaban yang benar, dan (3) cara pengembangan lanjutannya terbuka, maksudnya ketika siswa telah menyelesaikan masalahnya, mereka dapat mengembangkan masalah baru yaitu dengan cara merubah kondisi masalah sebelumnya.
Lebih lanjut Shimada (Mahmudi, 2008:2-14) mengemukakan bahwa aspek keterbukaan dalam soal terbuka dapat diklasifikasikan ke dalam tiga tipe, yaitu: Tipe 1 : Terbuka proses penyelesaiannya, yakni soal itu memiliki beragam cara penyelesaiaan. Tipe 2 : Terbuka hasil akhirnya, yakni soal itu memiliki banyak jawab yang benar. Tipe 3 : Terbuka pengembangan lanjutannya, yakni ketika siswa telah menyelesaikan sesuatu, selanjutnya mereka dapat mengembangkan soal baru dengan mengubah syarat atau kondisi pada soal yang telah diselesaikan.
Penggunaan soal terbuka juga dapat memicu tumbuhnya kemampuan berpikir kreatif. Menurut Becker dan Shimada (Mahmudi, 2008:2-15), penggunaan soal terbuka dapat menstimulasi berpikir kreatif, kemampuan berpikir original, dan inovasi dalam matematika. Sedangkan menurut Nohda (Mahmudi, 2008:2-15), salah satu tujuan pemberian soal terbuka dalam pembelajaran matematika adalah untuk mendorong aktivitas kreatif siswa dalam memecahkan masalah.
Pertanyaan-pertanyaan dari jenis ini memerlukan siswa untuk mengenali karakteristik-karakteristik dari konsep dasar. Siswa harus mengambil apa yang mereka pahami tentang suatu konsep dan menerapkannya untuk menciptakan suatu contoh. (Di setiap contoh-contoh yang diberikan, siswa diminta untuk menciptakan sejumlah atau beberapa jenis dari objek matematika yang memenuhi kriteria tertentu).
Jenis masalah yang digunakan dalam pembelajaran open ended adalah masalah yang tidak rutin dan bersifat terbuka. Sedangkan dasar keterbukaannya (openness) dapat diklasifikasikan ke dalam tiga tipe, yakni : process is open, end products are open, dan ways to develop are open. Proses terbuka maksudnya adalah tipe soal yang diberikan mempunyai banyak cara penyelesaian yang benar. Hasil akhir yang terbuka, maksudnya adalah tipe soal yang diberikan mempunyai jawaban yang banyak (multiple). Sedangkan maksud cara pengembangan lanjutannnya terbuka adalah ketika siswa telah selesai menyelesaikan awal mereka dapat menyelesaikan masalah baru dengan mengubah kondisi dari masalah yang pertama (asli). Dengan demikian pembelajaran ini selain membuat siswa dapat menyelesaikan masalah tetapi juga dapat mengembangkan masalah baru.

Mengkonstruksi Masalah Open Ended

Menurut Suherman, dkk (2003:129-130) mengkonstruksi dan mengembangkan masalah open ended yang tepat dan baik untuk siswa dengan tingkat kemampuan yang beragam tidaklah mudah. Akan tetapi berdasarkan penelitian yang dilakukan di Jepang dalam jangka waktu yang cukup panjang, ditemukan beberapa hal yang dapat dijadikan acuan dalam mengkonstruksi masalah, antara lain sebagai berikut:
1.      Menyajikan permasalahan melalui situasi fisik yang nyata di mana konsep-konsep matematika dapat diamati dan dikaji siswa.
2.      Menyajikan soal-soal pembuktian dapat diubah sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan hubungan dan sifat-sifat dari variabel dalam persoalan itu.
3.      Menyajikan bentuk-bentuk atau bangun-bangun (geometri) sehingga siswa dapat membuat suatu konjektur.
4.      Menyajikan urutan bilangan atau tabel sehingga siswa dapat menemukan aturan matematika.
5.      Memberikan beberapa contoh konkrit dalam beberapa kategori sehingga siswa bisa mengelaborasi sifat-sifat dari contoh itu untuk menemukan sifat-sifat dari contoh itu untuk menemukan sifat-sifat yang umum.
6.      Memberikan beberapa latihan serupa sehingga siswa dapat menggeneralisasai dari pekerjaannya.

1 comment:

  1. Pak.. blh kah saya tahu judul n penerbit buku yg pengarangnya mahmudi it. Trmksh ya..

    ReplyDelete