TGT merupakan salah satu dari beberapa
model pembelajaran kooperatif. Penekanan pembelajaran kooperatif tipe TGT
terletak pada kerjasama antar anggota kelompok dalam menyumbangkan skor
terhadap kemajuan nilai kelompok di samping nilai individu.
Pembelajaran
kooperatif tipe TGT memiliki komponen-komponen sebagai berikut:
a.
Presentasi kelas
Guru menerangkan garis besar
materi di depan kelas dan siswa memperhatikan dengan seksama. Ketika selesai
mengerjakan lembar kerja kelompok (LKS), salah seorang siswa mempresentasikan
hasil jawaban kelompoknya ke depan kelas dan siswa lainnya memberikan tanggapan
atas jawaban tersebut. Selama presentasi kelas setiap siswa harus benar-benar
memperhatikan penjelasan guru ataupun temannya. Hal ini akan sangat membantu
keberhasilan siswa saat turnamen.
b.
Kelompok
Siswa terdistribusi dalam
kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Setelah guru menjelaskan materi, setiap
kelompok mengerjakan lembar kerja kelompok, berdiskusi memecahkan masalah
bersama-sama, mencocokkan jawaban, membantu teman untuk memperbaiki
kesalahannya. Setiap anggota kelompok harus yakin bahwa dirinya benar-benar
telah menguasai materi, mempertanggungjawabkannya dalam presentasi kelas, dan
mempersiapkan diri dalam turnamen.
c.
Turnamen Akademik
Pelaksanaan turnamen akademik
adalah ciri khas dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT. Kelompok heterogen
dirombak untuk sementara waktu dan kemudian dibentuk kelompok yang homogen
dalam hal tingkat kecerdasan. Anak yang cerdas dari setiap kelompok digabungkan
dalam meja 1, anak yang sedang digabungkan dalam meja 2 dan meja 3, dan anak
yang rendah digabungkan dalam meja 4. Hal ini dijelaskan dalam gambar tentang
mekanisme turnamen berikut ini:
Gambar Mekanisme
Turnamen
Siswa yang homogen duduk dalam
satu meja turnamen untuk menjawab pertanyaan yang ada di meja tersebut secara
bergiliran. Apabila siswa yang mendapat giliran pertama menjawab dengan benar
maka ia akan mendapatkan kartu kemenangan yang di dalamnya terdapat poin. Namun
jika jawabannya salah maka siswa lain (penantang) dalam kelompok itu boleh
menjawab. Apabila jawaban penantang itu benar, maka kartu kemenangan menjadi
miliknya dan jika jawabannya salah maka ia harus merelakan nilainya berkurang.
Pada saat pertandingan usai, siswa menghitung nilai yang diperolehnya yang tertera di kartu kemenangan dan ditulis pada papan nilai sebagai nilai
individu. Peserta yang mendapatkan nilai terbanyak meraih tingkat 1 (top scorer), peserta yang memperoleh
terbanyak kedua meraih tingkat 2 (high
middle scorer), peserta yang memperoleh terbanyak ketiga meraih tingkat 3 (low middle scorer), dan peserta yang
memperoleh nilai terkecil meraih tingkat 4 (low
scorer). Perolehan poin ditunjukkan pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3 (Slavin,
1995: 90) di bawah ini:
Tabel 2.1
Perolehan Poin untuk
Empat Pemain
Tingkatan
Pemain
|
Tidak ada seri
|
Tingkat
1-2
seri
|
Tingkat
2-3
seri
|
Tingkat
3-4
seri
|
Tingkat
1-2-3
seri
|
Tingkat 2-3-4
seri
|
Tingkat
1-2-3-4
seri
|
1-2
Seri
3-4
Seri
|
1
(high
scorer)
|
60
|
50
|
60
|
60
|
50
|
60
|
40
|
50
|
2
(High
middle scorerr)
|
40
|
50
|
40
|
40
|
50
|
30
|
40
|
50
|
3
(low middle scorer)
|
30
|
30
|
40
|
30
|
50
|
30
|
40
|
30
|
4
(low scorer)
|
20
|
20
|
20
|
30
|
20
|
30
|
40
|
30
|
Tabel 2.1 di atas memperlihatkan
aturan perolehan poin untuk pemain yang terdiri dari empat orang. Jika tidak
ada seri di antara keempat pemain, maka pemain tingkat 1 memperoleh skor 60,
pemain tingkat 2 memperoleh skor 40, pemain tingkat 3 memperoleh skor 30, dan
pemain tingkat 4 memperoleh skor 20. Jika pemain tingkat 1 dan tingkat 2 seri,
maka kedua pemain tersebut memperoleh skor 50, sedangkan pemain tingkat 3
memperoleh skor 30 dan pemain tingkat 4 memperoleh skor 20. Jika pemain tingkat
2 dan tingkat 3 seri, maka pemain tingkat 1 memperoleh skor 60, pemain tingkat
2 dan tingkat 3 memperoleh skor 40, sedangkan pemain tingkat 4 memperoleh skor
20. Jika pemain tingkat 3 dan tingkat 4 seri, maka pemain tingkat 1 memperoleh
skor 60, pemain tingkat 2 memperoleh skor 40, dan pemain tingkat 3 dan tingkat
4 memperoleh skor 30. Jika pemain tingkat 1, tingkat 2, dan tingkat 3 seri,
maka ketiga pemain tersebut memperoleh skor 50, sedangkan pemain tingkat 4
memperoleh skor 20. Jika pemain tingkat 2, tingkat 3, dan tingkat 4 seri, maka
pemain tingkat 1 memperoleh skor 60, sedangkan ketiga pemain yang seri
memperoleh skor 30. Jika semua pemain seri, maka masing-masing pemain
memperoleh skor 40. Jika pemain tingkat 1 dan tingkat 2 seri, dan pemain
tingkat 3 dan tingkat 4 seri, maka pemain tingkat 1 dan tingkat 2 memperoleh
skor 50, sedangkan pemain tingkat 3 dan tingkat 4 memperoleh skor 30.
Tabel
2.2
Perolehan Poin untuk Tiga Pemain
Tingkatan Pemain
|
Tidak ada seri
|
Tingkat
1-2 seri
|
Tingkat
2-3 seri
|
Tingkat
1-2-3 seri
|
1
( Top Scorer )
|
60
|
50
|
60
|
40
|
2
(Middle Scorer)
|
40
|
50
|
30
|
40
|
3
( Low scorer )
|
20
|
20
|
30
|
40
|
Tabel 2.2 di atas memperlihatkan
aturan perolehan poin untuk pemain yang terdiri dari tiga orang. Jika tidak ada
seri di antara ketiga pemain, maka pemain tingkat 1 memperoleh skor 60, pemain
tingkat 2 memperoleh skor 40, dan pemain tingkat 3 memperoleh skor 20. Jika
pemain tingkat 1 dan tingkat 2 seri, maka kedua pemain tersebut memperoleh skor
50, sedangkan pemain tingkat 3 memperoleh skor 20. Jika pemain tingkat 2 dan
tingkat 3 seri, maka pemain tingkat 1 memperoleh skor 60, pemain tingkat 2 dan
tingkat 3 memperoleh skor 30. Jika semua pemain seri, maka masing-masing pemain
memperoleh skor 40.
Tabel 2.3
Perolehan Poin
untuk Dua Pemain
Tingkatan
Pemain
|
Tidak
ada seri
|
Tingkat
1-2
seri
|
1
(
Top Scorer )
|
60
|
40
|
2
(
Low scorer )
|
20
|
40
|
Tabel 2.3 di
atas memperlihatkan aturan perolehan poin untuk pemain yang terdiri dari dua
orang. Jika tidak ada seri di antara kedua pemain, maka pemain tingkat 1 memperoleh
skor 60 dan pemain tingkat 2 memperoleh skor 20. Jika kedua pemain seri, maka
masing-masing pemain memperoleh skor 40.
Dalam
turnamen selanjutnya, diusahakan pembagian meja berdasarkan perolehan poin pada
turnamen dengan tetap beranggotakan kelompok yang memiliki tingkat kepintaran
yang sama (homogen).
d.
Penghargaan kelompok
Nilai kelompok dihitung
berdasarkan rata-rata nilai yang diperoleh setiap anggota kelompok heterogen
semula. Untuk kelompok yang memperoleh nilai rata-rata mencapai kriteria tertentu
maka diberikan penghargaan berupa sertifikat atau bisa juga dalam bentuk
lainnya. Pemberian penghargaan ini dimaksudkan untuk memberi rangsangan bagi
siswa untuk lebih giat dalam belajar, agar pada turnamen berikutnya dapat
memperoleh nilai yang baik hingga dapat menyumbang skor bagi kelompoknya.
Kriteria
penghargaan kelompok (Slavin, 1995: 90) seperti pada Tabel 2.4.
Tabel
2.4
Kriteria
Penghargaan Kelompok
Nilai
|
Predikat
|
Nilai
![]() |
Super
Team
|
45
![]() |
Great
Team
|
40
![]() |
Good
Team
|
e. Bumping (pergeseran)
Setelah
turnamen pertama dilaksanakan selanjutnya dilakukan pergeseran posisi (bumping)
untuk setiap siswa pada meja turnamen. Pergeseran ini selalu dilakukan setiap selesai
dilaksanakannya turnamen akademik, untuk mengatur posisi siswa pada meja
turnamen dalam kompetisi berikutnya. Pergeseran posisi tersebut dilakukan
berdasarkan skor yang diperoleh siswa pada turnamen yang telah dilaksanakan
(skor siswa ditulis pada lembar pencatatan skor). Pada intinya dilakukannya
pergeseran ini adalah untuk menempatkan siswa yang memenangkan turnamen ke meja
turnamen dengan tingkatan yang lebih tinggi sedangkan siswa yang kalah digeser
pada meja turnamen yang mempunyai tingkatan lebih rendah dari meja turnamen
semula.
No comments:
Post a Comment