Pages

Thursday, January 7, 2016

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT yang terbaru



     TGT merupakan salah satu dari beberapa model pembelajaran kooperatif. Penekanan pembelajaran kooperatif tipe TGT terletak pada kerjasama antar anggota kelompok dalam menyumbangkan skor terhadap kemajuan nilai kelompok di samping nilai individu.
            Pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki komponen-komponen sebagai berikut:
a.       Presentasi kelas
Guru menerangkan garis besar materi di depan kelas dan siswa memperhatikan dengan seksama. Ketika selesai mengerjakan lembar kerja kelompok (LKS), salah seorang siswa mempresentasikan hasil jawaban kelompoknya ke depan kelas dan siswa lainnya memberikan tanggapan atas jawaban tersebut. Selama presentasi kelas setiap siswa harus benar-benar memperhatikan penjelasan guru ataupun temannya. Hal ini akan sangat membantu keberhasilan siswa saat turnamen.
b.      Kelompok
Siswa terdistribusi dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Setelah guru menjelaskan materi, setiap kelompok mengerjakan lembar kerja kelompok, berdiskusi memecahkan masalah bersama-sama, mencocokkan jawaban, membantu teman untuk memperbaiki kesalahannya. Setiap anggota kelompok harus yakin bahwa dirinya benar-benar telah menguasai materi, mempertanggungjawabkannya dalam presentasi kelas, dan mempersiapkan diri dalam turnamen.

c.       Turnamen Akademik
Pelaksanaan turnamen akademik adalah ciri khas dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT. Kelompok heterogen dirombak untuk sementara waktu dan kemudian dibentuk kelompok yang homogen dalam hal tingkat kecerdasan. Anak yang cerdas dari setiap kelompok digabungkan dalam meja 1, anak yang sedang digabungkan dalam meja 2 dan meja 3, dan anak yang rendah digabungkan dalam meja 4. Hal ini dijelaskan dalam gambar tentang mekanisme turnamen berikut ini:


 
Gambar Mekanisme Turnamen

Siswa yang homogen duduk dalam satu meja turnamen untuk menjawab pertanyaan yang ada di meja tersebut secara bergiliran. Apabila siswa yang mendapat giliran pertama menjawab dengan benar maka ia akan mendapatkan kartu kemenangan yang di dalamnya terdapat poin. Namun jika jawabannya salah maka siswa lain (penantang) dalam kelompok itu boleh menjawab. Apabila jawaban penantang itu benar, maka kartu kemenangan menjadi miliknya dan jika jawabannya salah maka ia harus merelakan nilainya berkurang. Pada saat pertandingan usai, siswa menghitung nilai yang diperolehnya  yang tertera di kartu kemenangan dan  ditulis pada papan nilai sebagai nilai individu. Peserta yang mendapatkan nilai terbanyak meraih tingkat 1 (top scorer), peserta yang memperoleh terbanyak kedua meraih tingkat 2 (high middle scorer), peserta yang memperoleh terbanyak ketiga meraih tingkat 3 (low middle scorer), dan peserta yang memperoleh nilai terkecil meraih tingkat 4 (low scorer). Perolehan poin ditunjukkan pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3 (Slavin, 1995: 90) di bawah ini:
Tabel 2.1
 Perolehan Poin untuk Empat Pemain

Tingkatan Pemain

Tidak ada seri
Tingkat
1-2
seri
Tingkat
2-3
seri
Tingkat
3-4
seri
Tingkat
1-2-3
seri
Tingkat 2-3-4
seri
Tingkat
1-2-3-4  seri
1-2 Seri
3-4 Seri
1
(high scorer)

60

50

60

60

50

60

40

50
2
(High  middle scorerr)

40

50

40

40

50

30

40

50
3
(low middle scorer)

30

30

40

30

50

30

40

30
4
(low scorer)

20

20

20

30

20

30

40

30

            Tabel 2.1 di atas memperlihatkan aturan perolehan poin untuk pemain yang terdiri dari empat orang. Jika tidak ada seri di antara keempat pemain, maka pemain tingkat 1 memperoleh skor 60, pemain tingkat 2 memperoleh skor 40, pemain tingkat 3 memperoleh skor 30, dan pemain tingkat 4 memperoleh skor 20. Jika pemain tingkat 1 dan tingkat 2 seri, maka kedua pemain tersebut memperoleh skor 50, sedangkan pemain tingkat 3 memperoleh skor 30 dan pemain tingkat 4 memperoleh skor 20. Jika pemain tingkat 2 dan tingkat 3 seri, maka pemain tingkat 1 memperoleh skor 60, pemain tingkat 2 dan tingkat 3 memperoleh skor 40, sedangkan pemain tingkat 4 memperoleh skor 20. Jika pemain tingkat 3 dan tingkat 4 seri, maka pemain tingkat 1 memperoleh skor 60, pemain tingkat 2 memperoleh skor 40, dan pemain tingkat 3 dan tingkat 4 memperoleh skor 30. Jika pemain tingkat 1, tingkat 2, dan tingkat 3 seri, maka ketiga pemain tersebut memperoleh skor 50, sedangkan pemain tingkat 4 memperoleh skor 20. Jika pemain tingkat 2, tingkat 3, dan tingkat 4 seri, maka pemain tingkat 1 memperoleh skor 60, sedangkan ketiga pemain yang seri memperoleh skor 30. Jika semua pemain seri, maka masing-masing pemain memperoleh skor 40. Jika pemain tingkat 1 dan tingkat 2 seri, dan pemain tingkat 3 dan tingkat 4 seri, maka pemain tingkat 1 dan tingkat 2 memperoleh skor 50, sedangkan pemain tingkat 3 dan tingkat 4 memperoleh skor 30.
Tabel 2.2
 Perolehan Poin untuk Tiga Pemain
Tingkatan Pemain
Tidak ada seri
Tingkat
1-2 seri
Tingkat
 2-3 seri
Tingkat
1-2-3 seri
1
( Top Scorer )

60

50
60
40
2
(Middle Scorer)

40

50

30

40
3
( Low scorer )

20

20

30

40

            Tabel 2.2 di atas memperlihatkan aturan perolehan poin untuk pemain yang terdiri dari tiga orang. Jika tidak ada seri di antara ketiga pemain, maka pemain tingkat 1 memperoleh skor 60, pemain tingkat 2 memperoleh skor 40, dan pemain tingkat 3 memperoleh skor 20. Jika pemain tingkat 1 dan tingkat 2 seri, maka kedua pemain tersebut memperoleh skor 50, sedangkan pemain tingkat 3 memperoleh skor 20. Jika pemain tingkat 2 dan tingkat 3 seri, maka pemain tingkat 1 memperoleh skor 60, pemain tingkat 2 dan tingkat 3 memperoleh skor 30. Jika semua pemain seri, maka masing-masing pemain memperoleh skor 40.
Tabel 2.3
 Perolehan Poin untuk Dua Pemain
Tingkatan Pemain
Tidak ada seri
Tingkat
1-2 seri
1
( Top Scorer )

60

40
2
( Low scorer )

20

40

Tabel 2.3 di atas memperlihatkan aturan perolehan poin untuk pemain yang terdiri dari dua orang. Jika tidak ada seri di antara kedua pemain, maka pemain tingkat 1 memperoleh skor 60 dan pemain tingkat 2 memperoleh skor 20. Jika kedua pemain seri, maka masing-masing pemain memperoleh skor 40.
Dalam turnamen selanjutnya, diusahakan pembagian meja berdasarkan perolehan poin pada turnamen dengan tetap beranggotakan kelompok yang memiliki tingkat kepintaran yang sama (homogen).
d.     Penghargaan kelompok
Nilai kelompok dihitung berdasarkan rata-rata nilai yang diperoleh setiap anggota kelompok heterogen semula. Untuk kelompok yang memperoleh nilai rata-rata mencapai kriteria tertentu maka diberikan penghargaan berupa sertifikat atau bisa juga dalam bentuk lainnya. Pemberian penghargaan ini dimaksudkan untuk memberi rangsangan bagi siswa untuk lebih giat dalam belajar, agar pada turnamen berikutnya dapat memperoleh nilai yang baik hingga dapat menyumbang skor bagi kelompoknya.
Kriteria penghargaan kelompok (Slavin, 1995: 90) seperti pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4
Kriteria Penghargaan Kelompok
Nilai
Predikat
Nilai  50
Super Team
45  Nilai < 50
Great Team
40  Nilai < 45
Good Team

e. Bumping (pergeseran)
            Setelah turnamen pertama dilaksanakan selanjutnya dilakukan pergeseran posisi (bumping) untuk setiap siswa pada meja turnamen. Pergeseran ini selalu dilakukan setiap selesai dilaksanakannya turnamen akademik, untuk mengatur posisi siswa pada meja turnamen dalam kompetisi berikutnya. Pergeseran posisi tersebut dilakukan berdasarkan skor yang diperoleh siswa pada turnamen yang telah dilaksanakan (skor siswa ditulis pada lembar pencatatan skor). Pada intinya dilakukannya pergeseran ini adalah untuk menempatkan siswa yang memenangkan turnamen ke meja turnamen dengan tingkatan yang lebih tinggi sedangkan siswa yang kalah digeser pada meja turnamen yang mempunyai tingkatan lebih rendah dari meja turnamen semula.

No comments:

Post a Comment