Guru
yang profesional adalah guru yang selalu berpikir akan dibawa ke mana anak
didiknya, serta dengan apa mengarahkan siswanya untuk mencapai hasil yang
diinginkan dengan berbagai inovasi pembelajarannya. Pembelajaran matematika
misalnya, sangat ditentukan oleh strategi atau pendekatan mengajar guru
matematika. Salah satu pembelajaran matematika yang mendorong siswa untuk
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya berdasarkan definisi dan teori yang
diperoleh sebelumnya sehingga mampu meningkatkan kemampuan koneksi matematis
dan berpikir kreatif siswa. Pembelajaran ini mampu memberikan cara penyelesaian
yang berbeda-beda dan memungkinkan jawaban lebih dari satu. Pembelajaran
matematika inilah merupakan bentuk pembelajaran open ended.
A. Pengertian Open Ended
Dalam
penelitian ini peneliti menawarkan pembelajaran open ended atau disebut
juga pembelajaran terbuka. Pembelajaran open ended mulai dikembangkan di
Jepang pada tahun 70-an, dan semenjak itu guru-guru di Jepang menggunakan
pembelajaran ini dalam pembelajaran matematika di sekolah. Shimada (Mahmudi,
2008:2-14) mengatakan bahwa:
”Pembelajaran open ended adalah pembelajaran yang
menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar
lebih dari satu. Pembelajaran open ended dapat memberi kesempatan kepada
siswa untuk memperoleh pengetauan/pengalaman menemukan, mengenali, dan
memecahkan masalah dengan beragam tekhnik ”
Sedangkan
Sudiarta (Lambertus, dkk. 2013:75) mendefenisikan pembelajaran open ended dapat
dirumuskan sebagai masalah atau soal-soal matematika yang dirumuskan sedemikian
rupa sehingga memiliki beberapa atau bahkan banyak solusi yang benar, dan
terdapat banyak cara untuk mencapai solusi itu. Hudiono (Lambertus, dkk.
2013:75) menyebutkan pembelajaran open ended dalam pembelajaran
matematika bertujuan menciptakan suasana pembelajaran agar siswa memperoleh
pengalaman dalam menemukan sesuatu yang baru melalui proses pembelajaran.
Tujuan pembudayaan pembelajaran open ended adalah membantu mengembangkan
aktivitas dan berpikir matematik siswa secara serempak dalam pemecahan masalah.
Selain itu menurut Paduppai (Lambertus, dkk. 2013:75) tujuan pembelajaran open
ended yaitu, agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang
secara maksimal, dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif setiap siswa
terkomunikasikan melalui proses pembelajaran. Pembelajaran ini diharapkan
masing-masing siswa memiliki kebebasan dalam memecahkan masalah menurut
kemampuan dan minatnya, siswa dengan kemampuan yang lebih tinggi mengambil
bagian dalam berbagai aktivitas matematika, dan siswa dengan kemampuan yang
lebih rendah masih dapat menyenangi aktivitas matematika menurut
kemampuan-kemampuan mereka sendiri.
Dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran open ended adalah
rangkaian dari pembelajaran yang dimulai dengan memberikan permasalahan kepada
siswa dimana permasalahan tersebut diselesaikan dengan pengetahuan,
keterampilan yang ada pada diri siswa itu sendiri sehingga akan menambah
pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru.
Dipandang
dari strategi bagaimana materi pelajaran disampaikan, pada prinsipnya
pembelajaran open ended sama dengan pembelajaran berbasis masalah yaitu
suatu pembelajaran yang dalam prosesnya dimulai dengan memberi suatu masalah
kepada siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Shimada (Pirdaus, dkk. 2010:82)
mengatakan pembelajaran open ended mengemukakan bahwa open ended
problem is a problem that has several ways to the correct answer. suatu
pendekatan pembelajaran yang dimulai dari mengenalkan atau menghadapkan siswa
pada masalah open ended. Pembelajaran dilanjutkan dengan menggunakan
banyak jawaban yang benar dari masalah yang diberikan untuk memberikan
pengalaman kepada siswa dalam menemukan sesuatu yang baru di dalam proses pembelajaran.
Dengan kegiatan ini diharapkan pula dapat membawa siswa untuk menjawab
permasalahan dengan banyak cara, sehingga mengundang potensi intelektual dan
pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru. Dengan demikian
pembelajaran akan mengembangkan kemampuan koneksi matematis siswa dalam
pemecahan masalah matematika.Hal ini sejalan dengan pandangan belajar teori
belajar kontruktivisme, Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama
mengemukakan bahwa pelajar dengan umur berapapun terlibat secara aktif dalam
proses mendapatkan informasi dan mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri.
Pengetahuan tidak statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan selama
pelajar mengonstruksikan pengalaman-pengalaman baru yang memaksa mereka untuk mendasarkan
diri pada dan memodifikasi pengetahuan sebelumnya (Arends, 2008:47).
Pada
pembelajaran open ended masalah yang diberikan adalah masalah yang
bersifat terbuka (open ended problem) atau masalah tidak lengkap (incomplete
problem). Menurut Suherman, dkk (2003:123) problem yang diformulasikan
memiliki multijawaban yang benar disebut problem tak lengkap atau disebut juga open
ended problem atau soal terbuka. Siswa yang dihadapkan dengan open ended
problem, tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih
menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban. Dengan demikian
bukanlah hanya satu pendekatan atau metode dalam mendapatkan jawaban, namun
beberapa atau banyak.
Menurut
Suherman, dkk. (2003:124) mengemukakan bahwa dalam kegiatan matematika dan
kegiatan siswa disebut terbuka jika memenuhi ketiga aspek berikut:
1. Kegiatan siswa harus terbuka
Yang
dimaksud kegiatan siswa harus terbuka adalah kegiatan pembelajaran harus
mengakomodasi kesempatan siswa untuk melakukan segala sesuatu secara bebas
sesuai kehendak mereka.
2. Kegiatan matematika merupakan
ragam berpikir
Kegiatan
matematika adalah kegiatan yang di dalamnya terjadi proses pengabstraksian dari
pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari ke dalam dunia matematika atau sebaliknya.
3. Kegiatan siswa dan kegiatan
matematika merupakan satu kesatuan
Kegiatan
siswa dan kegiatan matematika dikatakan terbuka secara simultan dalam
pembelajaran, jika kebutuhan dan berpikir matematika siswa terperhatikan guru
melalui kegiatan-kegiatan matematika yang bermanfaat untuk menjawab
permasalahan yang lainnya. Ketika siswa dihadapkan pada masalah open ended,
tujuannya bukan hanya berorientasi pada mendapatkan jawaban atau hasil akhir
tetapi lebih menekankan pada proses bagaimana siswa sampai pada suatu jawaban,
siswa dapat mengembangkan metode, cara atau pendekatan yang berbeda untuk
menyelesaikan masalah.
Makna
aktivitas interaksi antara ide-ide matematika dan perilaku-perilaku siswa
disebut terbuka dalam memecahkan masalah dapat dijelaskan dari tiga aspek: (1)
aktivitas siswa dikembangkan melalui pendekatan terbuka, (2) suatu masalah yang
digunakan dalam pembelajaran open ended melibatkan ide-ide matematika,
(3) pembelajaran open ended harus selaras dengan aktivitas interaksi
antara (1) dan (2). Aktivitas siswa dan ide-ide matematika dikatakan selaras,
jika kebutuhan dan berpikir matematika siswa terperhatikan guru melalui
kegiatan kegiatan matematika yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan.
Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran open ended bukan
hanya memberikan masalah-masalah terbuka kepada siswa untuk diselesaikan namun
dalam proses pembelajarannya harus menjamin kemampuan berpikir kreatif siswa.
B. Langkah-langkah
Pembelajaran Open Ended
Setelah
guru mengkonstruksi masalah open ended, guru perlu mempertimbangkan tiga
hal berikut, sebelum masalah itu ditampilkan di kelas sebagai awal dari
pembelajaran, yaitu: (1) apakah masalah tersebut kaya dengan konsep-konsep
matematika, (2) Apakah level matematika dari masalah cocok untuk siswa dan (3)
apakah masalah itu dapat mengembangkan konsep matematika lebih lanjut Masalah
yang dibuat harus dapat mendorong siswa berpikir dalam berbagai pandangan yang berbeda,
sehingga masalah tersebut harus kaya akan konsep-konsep matematika yang dapat
dipecahkan dengan berbagai strategi yang sesuai untuk siswa berkemampuan
tinggi, maupun rendah. Tingkat kesulitan masalah juga harus cocok dengan
kemampuan siswa, karena ketika mereka akan menyelesaikan masalah open ended mereka
harus menggunakan pengetahuan atau keterampilan yang telah mereka ketahui
sebelumnya. Hal lainnya yang harus dipenuhi adalah masalah yang dibuat harus
memiliki keterkaitan dengan konsep-konsep matematika yang lebih tinggi.
Apabila
guru telah menyusun suatu masalah open ended dengan baik, langkah
selanjutnya adalah mengembangkan rencana pembelajaran. Pada tahap ini hal-hal
yang perlu diperhatikan adalah.
a.
Tuliskan
respon siswa yang diharapkan
Siswa diharapkan merespon masalah open ended yang
diberikan dengan berbagai cara, oleh karena itu guru perlu menuliskan daftar
antisipasi respon siswa terhadap masalah. Hal ini diperlukan mengingat
kemampuan siswa dalam mengekspresikan ide mereka terbatas, mungkin mereka tidak
dapat menjelaskan aktivitas mereka dalam menyelesaikan masalah, mungkin pula
mereka dapat menjelaskannya dengan baik. Antisipasi respon siswa yang dibuat
guru merupakan suatu upaya mengarahkan dan membantu siswa memecahkan masalah
sesuai dengan cara dan kemampuannya
b.
Tujuan
yang harus dicapai dari masalah yang diberikan harus jelas.
Guru harus benar-benar memahami peran masalah dalam
keseluruhan rencana pembelajaran. Apakah masalah yang akan diberikan kepada
siswa diperlakukan sebagai rangkuman dari kegiatan belajar siswa. Berdasarkan
berberapa hasil penelitian masalah open ended efektif digunakan untuk
koneksi matematis siswa atau dalam merangkum kegiatan belajar.
c.
Lengkapi
dengan prinsip problem posing sehingga siswa dapat memahami maksud dari
masalah tersebut dengan mudah atau dapat memahami apa yang diharapkan dari
mereka.
Masalah yang disajikan harus memuat informasi yang lengkap
sehingga siswa dapat memahaminya dengan mudah dan dapat menemukan pemecahannya.
Siswa dapat mengalami kesulitan memahami masalah dan memecahkannya apabila
penjelasan masalah terlalu ringkas. Hal ini dapat saja terjadi karena guru
bermaksud memberi kebebasan yang cukup kepada siswa untuk memilih cara dan
pendekatan pemecahan masalah atau karena siswa hanya memiliki sedikit
pengalaman belajar, atau bahkan sama sekali tidak memilikinya akibat terbiasa
mengikuti petunjuk pada buku teks. Untuk menghindari kesulitan yang dihadapi
siswa maka guru harus memberikan perhatian khusus dalam menyajikan masalah.
d.
Sajikan
masalah semenarik mungkin.
mengingat pemecahan masalah open ended memerlukan
waktu untuk berpikir, maka konteks permasalahan yang disampaikan harus dikenal
baik oleh siswa dan harus menarik perhatian serta membangkitkan semangat
intelektual.
e.
Berikan
waktu yang cukup kepada siswa untuk mengeksplorasi masalah.
Guru harus memperhitungkan waktu yang dibutuhkan siswa untuk
memahami masalah, mendiskusikan kemungkinan pemecahannya, dan merangkum apa
yang telah dipelajari. Berdiskusi antara siswa dengan siswa dan antara siswa
dengan guru merupakan interaksi yang sangat penting dalam pembelajaran open
ended.
Pembelajaran open ended, guru harus berhati-hati dalam
mengalokasikan dan mengatur waktu karena mungkin saja siswa menanggapi dengan
banyak respon, baik yang sesuai harapan maupun yang tidak, dan semua itu harus
didiskusikan dan disimpulkan. Karena itu disarankan pembelajaran ini disusun
dalam dua tahap, yakni
Tahap pertama:
Bekerja individual dalam menyelesaikan masalah yang diberikan
guru di awal pembelajaran untuk seluruh siswa di kelas. Setiap siswa diberikan
kertas kosong sebagai tempat untuk mereka menuliskan ide-idenya. Kertas-kertas
tersebut dikumpulkan yang berguna untuk guru mempersiapkan kesimpulan dari
respon individu. Kemudian dalam kelompok yang terdiri atas empat orang siswa,
mereka mendiskusikan hasil pekerjaan individunya dan perwakilan kelompok
menuliskan hasil diskusi kelompoknya.
Tahap kedua:
Hasil dari masing-masing kelompok dipresentasikan dan
didiskusikan. Kemudian pembelajaran disimpulkan
Langkah-langkah pembelajaran open ended disajikan
dalam tabel berikut:
Tabel. Langkah-Langkah Pembelajaran Open Ended
No.
|
Indikator
|
Perilaku guru
|
1
|
Menyajikan masalah
|
Memberikan problem terbuka
kepada siswa, sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk melakukan segala
sesuatu secara bebas sesuai kehendak mereka.
|
2
|
Pengorganisasian pembelajaran
|
Guru mengarahkan siswa untuk
menumbuhkan orisinilitas ide, berpikir kreatif, kognitif tinggi, kritis,
komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi.
|
3
|
Perhatikan dan catat respon siswa
|
Guru harus menyiapkan atau
menuliskan daftar antisipasi respons siswa terhadap masalah. Sehingga siswa
dapat mengekspresikan ide atau pikirannya sebagai upaya mengarahkan dan
membantu siswa memecahkan masalah sesuai dengan cara kemampuannya.
|
4
|
Bimbingan dan pengarahan
|
Guru memberikan bimbingan dan
arahan kepada siswa untuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau
pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban sehingga jawaban siswa
seragam.
|
5
|
Membuat kesimpulan
|
Siswa diminta untuk menjelaskan
proses mencapai jawaban tersebut.
|
Berdasarkan
uraian tentang pembelajaran open ended, maka secara garis besar langkah
pembelajarannya adalah sebagai berikut. Langkah pembelajaran meliputi kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan inti mencakup memberikan
masalah, merekam respon yang diharapkan dari siswa, pembahasan respon siswa,
dan meringkas apa yang telah dipelajari.
C. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Open Ended
Berdasarkan
ciri-ciri dan langkah pembelajaran open ended, terlihat bahwa terdapat
beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran ini, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Suherman, dkk (2003:132), bila pembelajaran open ended digunakan
dalam pembelajaran di sekolah, setidaknya ada lima keuntungan yang dapat diharapkan,
yaitu:
1.Siswa
berpartisipasi lebih aktif dalam proses pembelajaran dan mereka dapat
mengungkapkan ide-ide mereka secara lebih sering, sehingga siswa tidak hanya
pasif dengan hanya menggunakan cara yang dicontohkan oleh gurunya.
Siswa
mempunyai kesempatan yang lebih luas dalam menggunakan pengetahuan dan
keterampilan matematika mereka secara komperehensif. Mereka memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki sebelumnya.
2.Setiap
siswa dapat menjawab permasalahan dengan caranya sendiri, demikian pula siswa
yang berkemampuan rendah, mereka dapat merespon permasalahan dengan cara mereka
sendiri.
3.Siswa
secara instrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan atas
jawaban permasalahan yang diberikan.
4.Siswa
memiliki banyak pengalaman dalam menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan
dan menerima masukan-masukan dari teman-temannya.
Di
samping keunggulan yang dapat diperoleh dari pembelajaran open ended terdapat
pula beberapa kelemahan, antara lain.
1.Membuat
dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bagi siswa adalah cukup sulit.
2.Cukup
sulit bagi guru untuk mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa.
Terkadang siswa mengalami kesulitan untuk memahami masalah dan memberikan
respon yang tidak signifikan secara matematis
3.Siswa
yang berkemampuan tinggi terkadang merasa ragu dan mencemaskan jawaban mereka.
No comments:
Post a Comment