Pembahasan
pengertian berpikir kreatif tidak akan terlepas dari topik kreativitas. Pada
permulaan penelitian tentang kreativitas, istilah ini biasanya dikaitka dengan
sikap seseorang yang dianggap sebagai kreatif. Pada berbagai literatur terdapat
banyak definisi tentang kreativitas tetapi tampaknya tidak ada definisi umum
yang sama. Munandar (1992:47) mengungkapkan pengertian berpikir kreatif yaitu
kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau
unsur-unsur yang ada. Biasanya orang mengartikan berpikir kreatif sebagai daya
cipta, sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru. Yang dimaksudkan
dengan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada, adalah semua pengalaman yang
telah diperoleh seseorang selama hidupnya. Ruggiero dan Evans (Siswono, 2007:5)
menyatakan bahwa berpikir kreatif dapat diartikan sebagai suatu kegiatan mental
yang digunakan seseorang untuk membangun ide atau gagasan baru. Sejalan dengan
pendapat sebelumnya, Slameto (2010:138) juga mengemukakan bahwa berpikir
kreatif adalah hasil belajar dalam kecakapan kognitif, sehingga untuk menjadi
kreatif dapat melalui proses belajar mengajar. Untuk mendapatkan ide-ide yang
bersifat asli ,berdaya cipta, dan ide-ide baru. Jadi, dapat disimpulkan
berpikir kreatif merupakan proses kegiatan mental dan kognitif dalam memperoses
pengetahuannya untuk menghasilkan sesuatu yang baru.
Menurut
Munandar (2009 :12) mengemukakan berpikir kreatif adalah hasil dari interaksi
antara individu dan lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungan dimana ia berada, dengan demikian baik perubahan di dalam individu
maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif.
Implikasinya ialah bahwa kemampuan berpikir kreatif dapat ditingkatkan melalui
pendidikan. Singh (La Moma, 2013:509) mengatakan bahwa berpikir kreatif
matematis digambarkan seperti proses dari perumusanhipotesis mengenai penyebab dan
mempengaruhi dalam situasi matematis, menguji hipotesis dan membuat
modifikasi-modifikasi dan mengkomunikasikan hasil akhirnya.
Pehkonen
(Saefudin, 2012:40) menyatakan bahwa berpikir kreatif sebagai kombinasi dari
berpikir logis dan berpikir divergen yang berdasarkan pada intuisi dalam
kesadaran. Oleh karena itu, berpikir kreatif melibatkan logika dan intuisi
secara bersama-sama. Secara khusus dapat dikatakan berpikir kreatif sebagai
satu kesatuan atau kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen guna
menghasilkan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru tersebut merupakan salah satu
indikasi berpikir kreatif dalam matematika, sedangkan indikasi yang lain
berkaitan dengan berpikir logis dan berpikkir divergen. Berpikir kreatif
sebagai sikap adalah kemapuan diri untuk melihat perubahan dan kebaruan, suatu
keinginan untuk bermain dengan ide-ide dan kemungkinan-kemungkinan,
kefleksibelan pandangan, sifat menikmati kebaikan, sambil mencari cara-cara
untuk memeperbaikinya. Sedangkan berpikir kreatif sebagai proses adalah suatu
kegiatan yang terus menerus memperbaiki ide-ide dan solusi-solusi dengan
membuat yang bertahap dan memperbaiki karya-karya sebelumnya.
Secara
operasional, berpikir kreatif dapat diartikan sebagai kemampuan yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas) dan orisinalitas dalam
berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi, mengembangkan, memperkaya,
memperinci suatu gagasan (Munandar, 1992:50). Seperti diungkapkan oleh Munandar
(1992:48) bahwa kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah
kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia menemukan banyak
kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekannya adalah pada
kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Makin banyak kemungkinan
jawaban yang dapat diberikan terhadap suatu masalah makin kreatiflah seseorang.
Tentu saja jawaban-jawaban itu harus sesuai pemasalahannya. Jadi, tidak
semata-mata banyaknya jawaban yang dapat diberikan yang menentukan kreativitas
seserang, tetapi juga kualitas atau dari jawabannya.
Berpikir
kreatif berkaitan dengan faktor-faktor kognitif dan afektif. Kognitif memiliki
ciri-ciri aptitude (kecerdasan) sedangkan afektif memimiliki ciri-ciri non-aptitude.
Ciri-ciri aptitude meliputi: keterampilan berpikir lancar, keterampilan
berpikir fleksibel, keterampilan berpikir orisinal, keterampilan berpikir
elaborasi/merinci dan keterampilan mengevaluasi. Ciri-ciri non-aptitude meliputi:
rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan, sifat
mengambil resiko dan sifat menghargai. Menurut Munandar (1992:12) pengembangan
berpikir kreatif seseorang tidak hanya memeperhatikan pengembangan kemampuan
berpikir kreatif tetapi juga pemupukan sikap dan ciri-ciri kepribadian kreatif.
Orang-orang kreatif memiliki rasa ingin tahu, banyak akal, memiliki keinginan
menemukan, memilih pekerjaan sulit, senang menyelesaikan masalah, memiliki
dedikasi terhadap pekerjaan dan banyak lagi karakterisitik yang lain.
Selanjutnya
berpikir kreatif menurut Hamalik (Lambertus, dkk. 2013:74), aspek khusus
berpikir kreatif adalah berpikir divergen (divergen think), yang
memiliki ciri-ciri fleksibilitas, originalitas, dan fluency (keluwesan,
keaslian, dan kuantitas output). Fleksibilitas menggambarkan keragaman (devergency)
ungkapan atau sambutan terhadap suatu simulasi, originalitas menunjuk pada
tingkat keaslian sejumlah gagasan, jawaban, atau pendapat terhadap suatu
persoalan dan fluency menunjuk pada kuantitas output, lebih
banyak jawaban berarti lebih kreatif. Guilford (Lambertus, dkk. 2013:74),
menambahkan satu komponen selain dari kelancaran (fluency), keluwesan
berpikir (flexibility), keaslian berpikir (originality) yaitu
memerinci (elaboration).
Rincian
ciri-ciri dari fluency, flexibility, originality dan elaboration dikemukakan
oleh Munandar (1992:88), ciri-ciri fluency di antaranya adalah:
(1) Mencetuskan
banyak gagasan, banyak jawaban, banyak penyelesaian masalah, banyak petanyaan
dengan lancar;
(2) Memberikan
banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal;
(3) Selalu
memikirkan lebih dari satu jawaban.
Ciri-ciri
flexibility di antaranya adalah:
(1)
Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan
yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang
berbeda-beda;
(2)
Mencari banyak alternatif atau arah yang
berbeda-beda;
(3)
Mampu mengubah cara pendekatan atau cara
pemikiran.
Ciri-ciri
originality di antaranya adalah:
(1)
Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik;
(2)
Memikirkan cara yang tidak lazim untuk
mengungkapkan diri;
(3)
Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak
lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.
Ciri-ciri
elaboration di antaranya adalah:
(1)
Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan
atau produk;
(2)
Menambah atau memperinci detil-detil dari suatu
obyek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
Berdasarkan
pada uraian-uraian yang telah dikemukakan dirumuskan pengertian kemampuan
berpikir kreatif matematika sebagai berikut: kemampuan berpikir kreatif adalah
kemampuan berpikir yang sifatnya baru yang diperoleh dengan mencoba-coba dan
ditandai dengan keterampilan berpikir lancar, luwes, orisinal, dan elaborasi.
Berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan macam-macam
kemungkinan jawaban. Dalam pemecahan masalah apabila menerapkan berpikir
kreatif, akan menghasilkan banyak ide-ide yang berguna dalam menemukan
penyelesaian masalah. Ketika seseorang menerapkan berpikir kreatif dalam suatu
praktek pemecahan masalah, pemikiran divergen menghasilkan banyak ide yang
berguna dalam menyelesaikan masalah.
No comments:
Post a Comment