Pages

Wednesday, January 6, 2016

Berpikir Kreatif



Pembahasan pengertian berpikir kreatif tidak akan terlepas dari topik kreativitas. Pada permulaan penelitian tentang kreativitas, istilah ini biasanya dikaitka dengan sikap seseorang yang dianggap sebagai kreatif. Pada berbagai literatur terdapat banyak definisi tentang kreativitas tetapi tampaknya tidak ada definisi umum yang sama. Munandar (1992:47) mengungkapkan pengertian berpikir kreatif yaitu kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Biasanya orang mengartikan berpikir kreatif sebagai daya cipta, sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru. Yang dimaksudkan dengan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada, adalah semua pengalaman yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya. Ruggiero dan Evans (Siswono, 2007:5) menyatakan bahwa berpikir kreatif dapat diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan seseorang untuk membangun ide atau gagasan baru. Sejalan dengan pendapat sebelumnya, Slameto (2010:138) juga mengemukakan bahwa berpikir kreatif adalah hasil belajar dalam kecakapan kognitif, sehingga untuk menjadi kreatif dapat melalui proses belajar mengajar. Untuk mendapatkan ide-ide yang bersifat asli ,berdaya cipta, dan ide-ide baru. Jadi, dapat disimpulkan berpikir kreatif merupakan proses kegiatan mental dan kognitif dalam memperoses pengetahuannya untuk menghasilkan sesuatu yang baru.
Menurut Munandar (2009 :12) mengemukakan berpikir kreatif adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada, dengan demikian baik perubahan di dalam individu maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif. Implikasinya ialah bahwa kemampuan berpikir kreatif dapat ditingkatkan melalui pendidikan. Singh (La Moma, 2013:509) mengatakan bahwa berpikir kreatif matematis digambarkan seperti proses dari perumusanhipotesis mengenai penyebab dan mempengaruhi dalam situasi matematis, menguji hipotesis dan membuat modifikasi-modifikasi dan mengkomunikasikan hasil akhirnya.  
Pehkonen (Saefudin, 2012:40) menyatakan bahwa berpikir kreatif sebagai kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen yang berdasarkan pada intuisi dalam kesadaran. Oleh karena itu, berpikir kreatif melibatkan logika dan intuisi secara bersama-sama. Secara khusus dapat dikatakan berpikir kreatif sebagai satu kesatuan atau kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen guna menghasilkan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru tersebut merupakan salah satu indikasi berpikir kreatif dalam matematika, sedangkan indikasi yang lain berkaitan dengan berpikir logis dan berpikkir divergen. Berpikir kreatif sebagai sikap adalah kemapuan diri untuk melihat perubahan dan kebaruan, suatu keinginan untuk bermain dengan ide-ide dan kemungkinan-kemungkinan, kefleksibelan pandangan, sifat menikmati kebaikan, sambil mencari cara-cara untuk memeperbaikinya. Sedangkan berpikir kreatif sebagai proses adalah suatu kegiatan yang terus menerus memperbaiki ide-ide dan solusi-solusi dengan membuat yang bertahap dan memperbaiki karya-karya sebelumnya.
Secara operasional, berpikir kreatif dapat diartikan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas) dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi, mengembangkan, memperkaya, memperinci suatu gagasan (Munandar, 1992:50). Seperti diungkapkan oleh Munandar (1992:48) bahwa kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Makin banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan terhadap suatu masalah makin kreatiflah seseorang. Tentu saja jawaban-jawaban itu harus sesuai pemasalahannya. Jadi, tidak semata-mata banyaknya jawaban yang dapat diberikan yang menentukan kreativitas seserang, tetapi juga kualitas atau dari jawabannya.
Berpikir kreatif berkaitan dengan faktor-faktor kognitif dan afektif. Kognitif memiliki ciri-ciri aptitude (kecerdasan) sedangkan afektif memimiliki ciri-ciri non-aptitude. Ciri-ciri aptitude meliputi: keterampilan berpikir lancar, keterampilan berpikir fleksibel, keterampilan berpikir orisinal, keterampilan berpikir elaborasi/merinci dan keterampilan mengevaluasi. Ciri-ciri non-aptitude meliputi: rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan, sifat mengambil resiko dan sifat menghargai. Menurut Munandar (1992:12) pengembangan berpikir kreatif seseorang tidak hanya memeperhatikan pengembangan kemampuan berpikir kreatif tetapi juga pemupukan sikap dan ciri-ciri kepribadian kreatif. Orang-orang kreatif memiliki rasa ingin tahu, banyak akal, memiliki keinginan menemukan, memilih pekerjaan sulit, senang menyelesaikan masalah, memiliki dedikasi terhadap pekerjaan dan banyak lagi karakterisitik yang lain.
Selanjutnya berpikir kreatif menurut Hamalik (Lambertus, dkk. 2013:74), aspek khusus berpikir kreatif adalah berpikir divergen (divergen think), yang memiliki ciri-ciri fleksibilitas, originalitas, dan fluency (keluwesan, keaslian, dan kuantitas output). Fleksibilitas menggambarkan keragaman (devergency) ungkapan atau sambutan terhadap suatu simulasi, originalitas menunjuk pada tingkat keaslian sejumlah gagasan, jawaban, atau pendapat terhadap suatu persoalan dan fluency menunjuk pada kuantitas output, lebih banyak jawaban berarti lebih kreatif. Guilford (Lambertus, dkk. 2013:74), menambahkan satu komponen selain dari kelancaran (fluency), keluwesan berpikir (flexibility), keaslian berpikir (originality) yaitu memerinci (elaboration).
Rincian ciri-ciri dari fluency, flexibility, originality dan elaboration dikemukakan oleh Munandar (1992:88), ciri-ciri fluency di antaranya adalah:
(1)   Mencetuskan banyak gagasan, banyak jawaban, banyak penyelesaian masalah, banyak petanyaan dengan lancar;
(2)   Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal;
(3)   Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.

Ciri-ciri flexibility di antaranya adalah:
(1)   Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda;
(2)   Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda;
(3)   Mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.
Ciri-ciri originality di antaranya adalah:
(1)   Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik;
(2)   Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri;
(3)   Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.
Ciri-ciri elaboration di antaranya adalah:
(1)   Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk;
(2)   Menambah atau memperinci detil-detil dari suatu obyek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

Berdasarkan pada uraian-uraian yang telah dikemukakan dirumuskan pengertian kemampuan berpikir kreatif matematika sebagai berikut: kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan berpikir yang sifatnya baru yang diperoleh dengan mencoba-coba dan ditandai dengan keterampilan berpikir lancar, luwes, orisinal, dan elaborasi. Berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan macam-macam kemungkinan jawaban. Dalam pemecahan masalah apabila menerapkan berpikir kreatif, akan menghasilkan banyak ide-ide yang berguna dalam menemukan penyelesaian masalah. Ketika seseorang menerapkan berpikir kreatif dalam suatu praktek pemecahan masalah, pemikiran divergen menghasilkan banyak ide yang berguna dalam menyelesaikan masalah.

No comments:

Post a Comment